Berita Sumbawa Barat

Guru Honorer di Sumbawa Barat yang Diadukan Wali Murid Berharap Keputusan Hakim yang Adil

Dia berharap majelis hakim mengambil keputusan yang adil untuknya dalam kasus teguran dan tindakan fisik terhadap siswa.

|
Editor: Dion DB Putra
Ilustrasi
Seorang guru di Sumbawa Barat berharap majelis hakim mengambil keputusan yang adil untuknya dalam kasus teguran dan tindakan fisik terhadap siswa. 

TRIBUNLOMBOK.COM, TALIWANG - Akbar Sorasa (26), guru Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri setempat.

Dia berharap majelis hakim mengambil keputusan yang adil untuknya dalam kasus teguran dan tindakan fisik terhadap siswa.

Baca juga: Kanwil Kemenkumham NTB Dorong UMKM di Sumbawa Barat Daftarkan Kekayaan Intelektual

Baca juga: 2 Nelayan Asal Sumbawa Barat Hilang saat Melaut, Perahunya Ditemukan di Perairan Lombok Tengah

Perjalanan kasus hukum yang menjerat Akbar Sorasa sebagai berikut.

Akbar yang baru dua tahun mengabdi sebagai guru menceritakan kasus yang dia alami. Mulanya, pada Selasa (26/9/2022), sekolah tempat dia mengabdi menerima bantuan mesin buku.

Namun karena mesin buku tidak bisa masuk ke halaman sekolah maka salah satu gerbang dibongkar.

Saat itu, menurut Akbar, ada beberapa siswa yang duduk nongkrong di samping gerbang serta ada pula beberapa anak yang pulang tanpa izin atau membolos.

"Saya bertanya pada siswa di situ, siapa yang kabur (bolos) itu? Tapi mereka tidak mau menjawab. Lalu saya minta anak-anak itu untuk jangan pulang dulu, sampai bel pulang berbunyi," kata Akbar.

Selang beberapa menit, azan zuhur berkumandang. Akbar kemudian mengajak siswa yang tengah nongkrong di gerbang untuk sembahyang di mushala, tetapi tidak ada yang mau bergerak dan mengikuti ajakannya.

"Mereka hanya diam dan lanjut ngobrol gitu," cerita Akbar.

Teguran dan tindakan fisik

Setelah tiga kali mendapat penolakan, ia masih berusaha mengajak siswa-siswa shalat, tapi menurutnya, tidak ada yang beranjak. "Anak yang tidak mau ini, salah satunya korban.

Korban kemudian menatap saya dengan tajam," ujar Akbar. Ia lalu mengambil beberapa tindakan untuk mendisiplinkan muridnya.

"Awalnya saya ambil sebilah bambu untuk menakuti saja, agar siswa segera bangun melaksanakan shalat. Hingga mereka berdiri. Bambu mengenai tas tas ransel korban," akunya.

Karena mereka masih diam, Akbar kemudian mengaku mencolek siswa dengan tangan. Saat itu, A masih menatap Akbar dengan sorotan tajam.

"Saya lalu colek bagian lengan dan pundak A dengan tangan, seperti cubit sedikit. Dua sampai 3 kali saya colek gitu," ujarnya. Kemudian para siswa segera menuju mushala untuk menunaikan shalat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved