Mengenal Ritual Nyalamak Dilauk, Tradisi Suku Pesisir Lombok Timur Syukuri Hasil Laut Melimpah

Ritual Nyalamak Dilauk digelar oleh masyarakat Suku Bajo, Mandar, Makassar, dan Bugis di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, sebagai wujud syukur.

Editor: Laelatunniam
Dok. Istimewa
TRADISI - Kerbau sebelum diarak ke pinggir pantai dalam rangkaian prosesi tradisi Nyalamak Dilauk oleh Masyarakat Desa Tanjung Luar, Rabu (9/7/2025). Ritual Nyalamak Dilauk (Selamatan Laut) digelar oleh masyarakat Suku Bajo, Mandar, Makassar, dan Bugis di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, sebagai wujud syukur atas hasil tangkapan laut yang melimpah. 

“Kalau kita tanya yang kerasukan ada kapal besar sandar dekat rumah adat di pinggir pantai itu dan mereka (makhluk laut) datang dari mana-mana dan naik ke rumah adat,” sambungnya.

Dalam arak-arakan, di punggung kerbau diletakkan pisang (sebagai simbol kemakmuran), kelapa, dan kain-kain pusaka. Malam keempat, kerbau tersebut dipotong.

Pelarungan ke Laut dan Larangan Melaut

Saiful Rahman melanjutkan, panitia telah menyiapkan perlengkapan untuk pelarungan di hari terakhir, termasuk rakit, kemenyan, dan kepala kerbau yang disematkan emas seberat 3 gram.

“Nanti hari terakhir kepala dilarung ke laut, daging kita bagikan ke anak-anak yatim,” ujarnya.

Pelarungan kepala kerbau dilakukan pada siang hari menggunakan rakit kecil berbentuk kotak, disertai sesajen.

Tindakan ini didasarkan pada keyakinan orang tua terdahulu bahwa persembahan kerbau adalah balasan atas ikan melimpah yang telah diberikan laut.

“Itu siang hari, secara keyakinan orang tua dulu melarung ke laut sebagai sesembahan kita diberikan (ikan melimpah) kita berikan kepada kerbau sebagai sesembahan,” tambah Abbas.

Setelah ritual selesai, sebagai bentuk penghormatan terhadap laut, masyarakat Desa Tanjung Luar tidak diperkenankan melaut selama tiga hari. Saiful Rahman membenarkan larangan ini. “Kita minta tidak melaut selama tiga hari,” ucapnya.

Apresiasi Pemerintah Daerah
 

Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Tanjung Luar karena telah berhasil melestarikan tradisi adat Nyalamak Dilauk. Ia berkomitmen penuh bahwa Pemerintah Daerah akan mendukung kelanjutan event budaya tersebut.

“Diharapkan lebih meriah dan semakin dikenal luas. Ritual adat Nyalamak Dilauk bentuk rasa syukur dan harapan serta bagian dari upaya melestarikan ekosistem laut,” pungkas Bupati.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved