Mengenal Ritual Nyalamak Dilauk, Tradisi Suku Pesisir Lombok Timur Syukuri Hasil Laut Melimpah
Ritual Nyalamak Dilauk digelar oleh masyarakat Suku Bajo, Mandar, Makassar, dan Bugis di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, sebagai wujud syukur.
“Kalau kita tanya yang kerasukan ada kapal besar sandar dekat rumah adat di pinggir pantai itu dan mereka (makhluk laut) datang dari mana-mana dan naik ke rumah adat,” sambungnya.
Dalam arak-arakan, di punggung kerbau diletakkan pisang (sebagai simbol kemakmuran), kelapa, dan kain-kain pusaka. Malam keempat, kerbau tersebut dipotong.
Pelarungan ke Laut dan Larangan Melaut
Saiful Rahman melanjutkan, panitia telah menyiapkan perlengkapan untuk pelarungan di hari terakhir, termasuk rakit, kemenyan, dan kepala kerbau yang disematkan emas seberat 3 gram.
“Nanti hari terakhir kepala dilarung ke laut, daging kita bagikan ke anak-anak yatim,” ujarnya.
Pelarungan kepala kerbau dilakukan pada siang hari menggunakan rakit kecil berbentuk kotak, disertai sesajen.
Tindakan ini didasarkan pada keyakinan orang tua terdahulu bahwa persembahan kerbau adalah balasan atas ikan melimpah yang telah diberikan laut.
“Itu siang hari, secara keyakinan orang tua dulu melarung ke laut sebagai sesembahan kita diberikan (ikan melimpah) kita berikan kepada kerbau sebagai sesembahan,” tambah Abbas.
Setelah ritual selesai, sebagai bentuk penghormatan terhadap laut, masyarakat Desa Tanjung Luar tidak diperkenankan melaut selama tiga hari. Saiful Rahman membenarkan larangan ini. “Kita minta tidak melaut selama tiga hari,” ucapnya.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Tanjung Luar karena telah berhasil melestarikan tradisi adat Nyalamak Dilauk. Ia berkomitmen penuh bahwa Pemerintah Daerah akan mendukung kelanjutan event budaya tersebut.
“Diharapkan lebih meriah dan semakin dikenal luas. Ritual adat Nyalamak Dilauk bentuk rasa syukur dan harapan serta bagian dari upaya melestarikan ekosistem laut,” pungkas Bupati.
| Bupati Lombok Timur Izinkan 1.600 Honorer Non Database Tetap Bekerja, Gaji Tetap Sama |
|
|---|
| Panen Benih Kentang Industri di Lombok Timur Jadi Langkah Nyata Menuju Swasembada Nasional |
|
|---|
| Diduga Alami Kekerasan oleh Guru, Siswa di Lombok Timur Tak Mau Sekolah karena Takut |
|
|---|
| Jembatan Antardesa di Lombok Timur Amblas karena Tergerus Luapan Air |
|
|---|
| Aktivitas Warga Desa Seriwe Terhambat karena Jembatan Rusak, Sehari-hari Pakai Sampan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/TRADISI-NYELAUK-7.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.