Berita Lombok Timur

Diduga Alami Kekerasan oleh Guru, Siswa di Lombok Timur Tak Mau Sekolah karena Takut

Ibu korban menyebut arena ketakutan anaknya hingga kini enggan kembali ke sekolah.

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
pixabay.com
ilustrasi kekerasan. 

Ringkasan Berita:
  • Guru yang dituduh membantah melakukan kekerasan, sementara pihak sekolah menyatakan kasus telah diselesaikan dan menjadi pembelajaran bagi para guru.

 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Seorang siswa di Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga mengalami kekerasan fisik oleh oknum guru di sekolahnya.

Dugaan itu diungkapkan oleh ibu korban berinisial HM (36). Peristiwa tersebut disebut terjadi pada Senin (3/11/2025) usai apel bendera.

Menurut HM, anaknya sedang beristirahat di kantin ketika seorang guru perempuan yang juga tenaga PPPK paruh waktu menarik jilbab korban hingga mengenai rambutnya.

“Di cerita teman-temannya yang melihat saat itu, anak saya ditarik dari kantin hingga ke kelasnya,” tutur HM saat ditemui di rumahnya, Kamis (6/11/2025).

HM menjelaskan, dari informasi yang ia terima, insiden tersebut bermula dari tuduhan bahwa anaknya menceritakan gosip tentang keluarga guru tersebut yang diduga memelihara tuyul.

Akibat kejadian itu, HM menyebut anaknya sempat mendapat ancaman dari sang guru. Karena ketakutan, korban hingga kini enggan kembali ke sekolah.

“Itu yang membuat anak saya tidak mau sekolah, karena diancam masuk penjara,” lanjutnya.

Lebih jauh, HM mengaku anaknya kini juga menjadi bahan perbincangan di kampung karena disebut membuat ulah di sekolah. Kondisi itu membuat anaknya semakin takut dan malu.

“Dari kejadian itu, anak saya tidak mau sekolah, karena dibully, sampai-sampai anak saya malu ke rumah. Maka anak saya sekarang di rumah neneknya,” pungkasnya.

Guru Membantah Tuduhan

Sementara itu, guru yang dilaporkan, berinisial MH, membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan tidak pernah melakukan kekerasan fisik terhadap muridnya.

“Saya hanya menarik jilbabnya menyuruhnya ke kelas untuk belajar, dan saya tidak melakukan kekerasan sedikit pun. Demi Allah, saya tidak pernah melakukan kekerasan,” kata MH saat dihubungi.

Baca juga: Wakil Gubernur NTB Ajak Siswa SMA Negeri 2 Sumbawa Cegah Kekerasan Seksual dan Bullying

MH mengaku merasa terpojok akibat cerita yang menurutnya dibesar-besarkan.

“Saya merasa difitnah. Saya dikatakan memukul siswa itu, tapi saya tidak pernah. Jadi nama baik saya di kampung tercoreng gara-gara masalah ini,” ungkapnya.

Ia menilai tuduhan tersebut tidak berdasar karena tidak ada bukti kekerasan fisik.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved