Berita Lombok Tengah
Belum Serah Terima, Proyek Kelas MI NW Leneng Lombok Tengah Sudah Bocor Parah
Kondisi ruang kelas bocor membuat Ketua Yayasan MI NW Leneng Praya, Abdul Hakim merasa kecewa dan mempersoalkan hasil pengerjaan.
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Ringkasan Berita:
- Bangunan baru tiga kelas MI NW Leneng Praya di Lombok Tengah diduga dikerjakan 'asal-asalan' karena mengalami atap bocor parah.
- Ketua Yayasan MI NW Leneng Praya mempersoalkan kualitas proyek dan menduga ada masalah perencanaan/pelaksanaan.
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Kontruksi bangunan 3 ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Wathan (NW) Leneng Praya Lombok Tengah diduga dikerjakan 'asal-asalan' oleh kontraktor dan konsultan perencana proyek.
Tampak air masih menggenang imbas atap bocor saat hujan yang terjadi kemarin. Air hujan hampir menggenang setengah ruangan kelas khususnya kelas II.
Terlihat di beberapa titik atap terdapat bekas rembesan air sisa hujan. Bagian paling parah terdapat di pojok selatan bangunan kelas II yang saat musim hujan air mengalir deras.
Bukan hanya itu, lantai ruang kelas juga diduga tidak rata termasuk pipa instalasi listrik juga tidak terpasang. Kondisi ruang kelas tersebut membuat Ketua Yayasan MI NW Leneng Praya, Abdul Hakim merasa kecewa dan mempersoalkan hasil pengerjaan.
Abdul Hakim menyampaikan, sebagai ketua Yayasan, pihaknya merasa kecewa dengan hasil pekerjaan karena atapnya masih ada bocor dan merembes sehingga mengganggu proses mengajar yang siswanya berjumlah 214 orang.
Pihaknya sudah mengingatkan kontraktor untuk segera dilakukan perbaikan, namun pihaknya merasa tidak puas dengan jawabannya.
"Jawabannya adalah memang seperti itu kecuali akan dilanjutkan ke lantai dua. Nah pengalaman saya, saya bilang ke mereka. Bangunan lama disini sudah puluhan tahun tapi tidak bocor," tegas Abdul Hakim
Sementara bangunan yang sedang dikerjakan, lanjut Hakim, belum diserah terimakan namun sudah bermasalah.
Ia menuturkan, saat hujan besar pertama, pihaknya sudah menyampaikan keluhan terebut ke kontraktor supaya disesuaikan dengan perencanaan. Termasuk harus ada konsol (penompang) belakang bangunan sehingga air tidak masuk ruangan kelas.
"Nah ini yang perlu kita klarifikasi dari hasil pekerjaan ini. Sementara di uar juga begitu, air banjir di uar, ada videonya kemarin sudah dua kali. Nah harusnya dari sisi perencanaan dari sejak awal itu, dampak kalau terjadi seperti ini, seperti apa? Tapi ini tidak dilaksanakan," jelas Hakim.
Lebih lanjut Hakim menyampaikan, terdapat beberapa titik rembesan air sehingga pihaknya meminta agar segera diselesaikan rembesan tersebut termasuk konsol samping.
Terlebih musim hujan akan sudah berlangsung, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu ratusan anak-anak yang belajar. Baginya, percuma ada bangunan baru jika kemudian anak-anak tidak bisa belajar.
Bukan hanya soal kualitas kontruksi bangunan, Hakim juga mempersoalkan instalasi listrik sama sekali tak terpasang. Berbagai persoalan tersebut membuat Hakim menduga proyek dikerjakan asal-asalan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/PROYEK-KELAS-BERMASALAH-DI-LOMBOK-TENGAH.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.