Berita Lombok Tengah

Penjelasan Dikbud Lombok Tengah soal Kualitas Proyek MI NW Leneng yang Diduga Berkualitas Rendah

Dikbud Lombok Tengah menjawab soal proyek 3 ruang kelas MI NW Leneng Praya yang diduga dikerjakan asal-asalan.

Penulis: Sinto | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
PROYEK DIDUGA BERMASALAH - Ketua Yayasan MI NW Leneng Praya menunjuk bekas genangan air di ruang kelas akibat kebocoran atap, Rabu (6/11/2025). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lombok Tengah menyebut proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan sehingga kemungkinan terjadinya rembesan dan kebocoran masih dapat terjadi. 
Ringkasan Berita:
  • Kontraktor wajib memperbaiki kebocoran atap kelas dan lantai tak rata MI NW Leneng karena proyek masih dalam masa pemeliharaan 180 hari.
  • Pihak Dikbud menjamin kontraktor bekerja sesuai RAB dan klaim kualitas rendah dipertanyakan karena perbaikan masih bisa dilakukan dalam masa pemeliharaan.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Tengah menjawab soal proyek 3 ruang kelas MI NW Leneng Praya yang diduga dikerjakan asal-asalan.

Kepala Seksi (Kasi) Sarana Prasarana Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dikbud Lombok Tengah, Lalu Zaenuri, menyampaikan, saat Provisional Hand Over (PHO) dilakukan, kondisi sedang tidak hujan sehingga pihaknya tidak mengetahui adanya kebocoran.

"Saya sudah telfon langsung ke pihak ketiganya (kontraktor) bahwa akan diselesaikan karena inikan masih dalam masa pemeliharaan," jelas Zaenuri saat dikonfirmasi wartawan TribunLombok, Kamis (6/11/2025).

Zaenuri mengaku kontraktor akan ke sana untuk melihat kondisi sekarang karena masih dalam masa pemeliharaan.

Baca juga: Belum Serah Terima, Proyek Kelas MI NW Leneng Lombok Tengah Sudah Bocor Parah

Menurut Zaenuri, selama masa pemeliharaan dimungkinkan terjadinya bocoran atau rembesan karena masa pemeliharaan dalam jangka waktu 180 hari.

Oleh karena itu, lanjut Zaenuri, proyek masih merupakan tanggung jawab dari pihak ketiga jika masih ada persoalan.

Sehingga, pihaknya mempertanyakan jika proyek dikatakan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka apa dasarnya tidak sesuai dengan spesifikasi karena masih dalam masa pemeliharaan.

"Kalau bocor kemarin kita tidak tahu kondisinya karena kemarin masih panas (tidak hujan). Kalau sekarang baru kelihatan di mana letaknya. Makanya sekarang diperbaiki, itulah fungsinya masa pemeliharaan itu," jelas Zaenuri.

Sementara soal lantai tidak rata, pihaknya mengaku karena memang lantai ruang kelas tidak memakai keramik, pengerjaannya sehingga dimungkinkan lantainya tidak rata. Pemasangan keramik tidak ada di Rencana Anggaran Biaya (RAB) karena keterbatasan anggaran, sehingga konsultan merencanakan sesuai uang yang tersedia.

Zaenuri juga menjawab soal instalasi listrik yang tidak ada. Menurutnya, sah-sah saja klaimnya demikian, namun ia memastikan jika pihak ketiga bekerja sesuai dengan RAB. Zaenuri mengaku tidak mungkin pihak ketiga tidak akan bekerja sesuai dengan RAB.

Jika tidak sesuai dengan di RAB, maka pihaknya akan melakukan penyesuaian. Jika memang sesuai RAB, maka memang sesuai dengan perencanaan.

"Saya sudah telfon pihak ketiganya karena inikan masih dalam masa pemeliharaan dan bersedia ke sana katanya hari Minggu (9/11),"terang Zaenuri.

Lebih lanjut Zaenuri menyampaikan, konsol bangunan kelas MI NW Leneng memang tidak akan terpasang karena tidak ada di RAB dikarenakan keterbatasan biaya.

Sehingga, pihaknya ke depan akan mengatensi terutama terkait atap yang merembes dan bocor saat musim hujan tiba karena masih dalam masa pemeliharaan.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved