Berita Lombok Tengah

Pantai Aan Lombok Tengah Dipenuhi 7,2 Ton Sampah Kiriman, Sebagian Besar Sampah Plastik

InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola Kawasan Pantai Aan mencatat ada 7,2 ton sampah kiriman.

Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
SAMPAH KIRIMAN - ITDC mencatat total 7,2 ton sampah telah dikumpulkan dari area pesisir dan akses jalan menuju pantai Pantai Aan sejak 16 Oktober 2025. 
Ringkasan Berita:
  • Pantai Ann di Lombok Tengah menerima 7,2 ton sampah kiriman dalam periode 1-3 November 2025, yang disebabkan oleh arus laut dan peningkatan curah hujan.
 
  • ITDC sebagai pengelola Mandalika mengintensifkan pembersihan pantai setiap hari dengan melibatkan masyarakat lokal.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sebanyak 7,2 ton sampah kiriman bermuara di Pantai Ann, Lombok Tengah. Jumlah sampah tersebut tercatat sejak tanggal 16 Oktober -3 November 2025 oleh InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola Kawasan.

Sebagai pengelola Kawasan, ITDC telah memulai kegiatan aktivitas bersih pantai dengan para pihak untuk mengurai dampak kiriman sampah.

Pembersihan dilakukan setiap hari oleh sembilan tenaga common area ITDC (staf yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, kebersihan, dan pengelolaan kawasan) dari desa sekitar, dengan dukungan armada truk operasional ITDC yang mengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pengengat.

Aksi pembersihan ini guna meningkatkan intensitas pengelolaan lingkungan di kawasan The Mandalika, untuk mewujudkan visi membangun kawasan pariwisata kelas dunia.

PGS. General Manager The Mandalika, Agus Setiawan, menyebut kegiatan ini jadi langkah antisipatif ITDC menghadapi peningkatan curah hujan yang kerap membawa sampah laut.

“Memasuki musim hujan, arus laut selatan cenderung membawa material sampah dari wilayah lain ke pesisir The Mandalika, termasuk Tanjung Aan. Kami bergerak melibatkan masyarakat lokal untuk memastikan kawasan tetap bersih, aman, dan nyaman bagi pengunjung,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Nusa Tenggara Barat mulai memasuki awal musim hujan pada akhir Oktober hingga awal November. 

Pergeseran angin dan peningkatan gelombang laut di periode ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya volume sampah kiriman di kawasan pesisir selatan Lombok.

Agus menambahkan, keterlibatan masyarakat lokal menjadi bagian penting dari strategi ITDC dalam menjaga keberlanjutan kawasan wisata. Selain memperkuat kebersihan lingkungan, kegiatan ini juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga sekitar.

 “Kami percaya pengelolaan destinasi berkelanjutan tidak hanya soal menjaga kebersihan, tetapi juga membangun kolaborasi dengan masyarakat, sebagai mitra yang menjaga wajah kawasan wisata,” tambahnya.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah Akan Turun Cek Tambang Emas Disebut Ilegal di Dekat Mandalika

Inisiatif ini mencerminkan pendekatan sustainable destination management, di mana kebersihan kawasan menjadi bagian dari pengalaman wisata yang berkualitas dan ramah lingkungan. 

Upaya ini  sejalan dengan komitmen ITDC  mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 11: Sustainable Cities and Communities serta SDGs 14: Life Below Water, melalui pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berbasis partisipasi masyarakat. 

“Sebagai bagian dari ekosistem InJourney Group, kami di ITDC terus memperkuat sinergi lintas destinasi untuk menghadirkan pariwisata yang tidak hanya berdaya saing global, tetapi juga berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat. Komitmen kami adalah memastikan setiap kawasan yang kami kelola, termasuk The Mandalika, tumbuh sebagai destinasi yang bersih, hijau, dan memberikan manfaat nyata bagi komunitas lokal,” tutupnya.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved