Masyarakat Santong–Murus Lombok Utara Bentuk Pokja Peringatan Dini Berbasis Lanskap

Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang dilaksanakan Yayasan SHEEP Indonesia di Kabupaten Lombok Utara

Dok. Yayasan SHEEP Indonesia
POKJA LANSKAP - Masyarakat dari 14 desa di kawasan lanskap Santong–Murus Malang, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara berinisiatif membentuk Kelompok Kerja Peringatan Dini Berbasis Lanskap, Kamis (6/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang dilaksanakan Yayasan SHEEP Indonesia di Kabupaten Lombok Utara. 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Masyarakat dari 14 desa di kawasan lanskap Santong–Murus Malang, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara berinisiatif membentuk Kelompok Kerja Peringatan Dini Berbasis Lanskap.

Inisiatif ini sebagai langkah nyata memperkuat kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem yang kian sering melanda.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis (29–30 Oktober 2025) di Pusat Evakuasi Masyarakat, diikuti 34 peserta yang terdiri dari Tim Siaga Bencana Desa (TSBD), Forum PRB Desa, admin Sistem Informasi Desa (SID), media lokal, serta komunitas pencinta alam. 

Para peserta berdiskusi dan bersepakat membentuk kelompok kerja yang akan menjadi garda terdepan dalam penyampaian informasi peringatan dini di tingkat desa.

BPBD Lombok Utara memberikan pengenalan mengenai potensi bencana di daerah serta pentingnya sistem peringatan dini yang cepat dan dapat diandalkan,  termasuk pentingnya koordinasi antardesa dalam merespons informasi cuaca ekstrem.

Baca juga: Daftar Desa di Lombok Barat yang Terdampak Banjir Akiban Cuaca Ekstrem

BMKG turut menjelaskan alur penyampaian informasi cuaca ekstrem agar masyarakat bisa melakukan tindakan dini sebelum terjadi bencana.

Setelah melalui diskusi kelompok, para peserta menyusun struktur kelompok kerja yang mencakup perwakilan dari dua blok kawasan, yakni Santong dan Murus Malang. 

Para peserta menyiapkan rencana aksi yang berfokus pada peningkatan kapasitas, pelatihan komunikasi risiko, serta pengembangan alat peringatan dini yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Selain paparan teknis, peserta juga mengikuti diskusi kelompok untuk memahami alur penyampaian informasi peringatan dini di tingkat komunitas. 

Struktur dan Rencana Aksi

Kegiatan ini menghasilkan pembentukan struktur Kelompok Kerja Peringatan Dini Berbasis Lanskap yang mencakup perwakilan dari blok Santong dan blok Murus Malang, dengan pembagian peran sebagai ketua blok, tim pemantau, analis, dan diseminasi informasi. 

Tim ini juga menyusun rencana aksi perkuatan kapasitas dan kebutuhan alat peringatan dini sesuai ancaman bencana di kawasan masing-masing.

Melalui proses ini, masyarakat belajar membangun sistem komunikasi yang cepat dan terkoordinasi dari hulu ke hilir lanskap.

Hasil utama yang disepakati adalah aksi nyata untuk memperkuat ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, melalui penguatan jejaring komunikasi antar-desa, peningkatan kapasitas teknis, serta penggunaan teknologi dan media lokal untuk penyebaran informasi dini.

Ke depan, kelompok kerja ini akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, BPBD, dan BMKG untuk mengembangkan aksi merespon peringatan dini berbasis lanskap, serta menyelenggarakan pelatihan lanjutan tentang pengenalan tanda alam, cuaca, peta digitasi, dan lain sebagainya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Membangun Resiliensi Masyarakat yang Berkelanjutan untuk Mengurangi Dampak Risiko Bencana dan Perubahan Iklim Berbasis Landscape”, yang dilaksanakan Yayasan SHEEP Indonesia di Kabupaten Lombok Utara.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya bersama masyarakat di kawasan Rinjani utara untuk membangun ketangguhan terhadap risiko bencana dan dampak perubahan iklim.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved