Berita NTB

Dikbud Dirikan 34 SMA Terbuka di NTB untuk Kurangi Angka Putus Sekolah, Siswa Mencapai 3.000 Orang

Kepala Dikbud Provinsi NTB, Aidi Furqoni, mengatakan hadirnya SMA Terbuka sebagai solusi bagi mereka yang terpaksa putus sekolah.

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Aidi Furqoni. 

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Tingginya angka putus sekolah di Nusa Tenggara Barat (NTB) membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB mengambil langkah membangun SMA Terbuka.

Sejak 2021 Dikbud NTB sudah membuka 17 SMA Terbuka di beberapa tempat. Hadirnya SMA Terbuka disambut baik oleh masyarakat setempat dengan animo siswa sangat tinggi.

Baca juga: Peringatan HAN 2022 di NTB, Bunda Niken: Anak Putus Sekolah Masih Berhak Dapatkan Ijazah

Baca juga: Angka Putus Sekolah di Kota Bima Capai 993 Orang Meski Terdapat Puluhan Sekolah Informal

Baca juga: Puluhan Warga Putus Sekolah Ikuti Ujian Kesetaraan di SKB Kota Bima, Ada yang Sambil Bawa Anak

Kepala Dikbud Provinsi NTB, Aidi Furqoni, mengatakan hadirnya SMA Terbuka sebagai solusi bagi mereka yang karena beberapa faktor terpaksa putus sekolah. Faktor tersebut di antaranya putus sekolah, drop out dan faktor sosial.

"SMA Terbuka itu strategi emergensi, strategi solution. Tidak semua anak usia SMA reguler bisa masuk, tetapi yang bisa masuk itu dengan kategori putus sekolah, drop out, faktor sosial," kata Aidi Furqoni.

Dia menjelaskan, putus sekolah biasanya disebabkan karena menikah dan bekerja, sementara faktor sosial karena keterbatasan ekonomi. Kehadiran SMA Terbuka bisa menjadi solusi mengurangi angka putus sekolah.

Selain menyasar masyarakat yang putus sekolah karena tiga faktor tersebut, Dikbud NTB pun melebarkan sayap ke pesantren yang ijazahnya tidak diterbitkan oleh pemerintah.

Hal ini karena beberapa pondok pesantren dikeluarkan oleh lembaganya sendiri, sehingga secara administrasi tidak diakui oleh instansi pemerintah.

Aidi mengatakan, siswa SMA Terbuka dapat memperoleh ijazah resmi dari induk sekolah yang menyelenggarakan program SMA Terbuka.

"Untuk ijazah dia dapat di induk sekolahnya, misalnya induk sekolahnya di SMAN 2 Gerung maka ijazahnya SMAN 2 Gerung," jelas Aidi.

Sistem belajar yang diterapkan di SMA Terbuka tersebut yaitu online dan offline. Untuk belajar tatap muka dilakukan dua kali seminggu, sementara untuk online dapat dilakukan kapan saja.

Hingga saat ini Dikbud NTB sudah membuka 34 SMA Terbuka, dengan jumlah siswa mencapai 3.000. Selain SMA Terbuka Dikbud juga berencana membuka SMK Terbuka. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved