Angka Putus Sekolah di Kota Bima Capai 993 Orang Meski Terdapat Puluhan Sekolah Informal

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Angka putus sekolah dan tidak tamat di Kota Bima sangat tinggi, yakni mencapai 993 orang.

Angka ini diungkap Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, yang menyebutkan, berdasarkan data cut off pada 31 Agustus 2022 lalu.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Non Formal (PNF) Dikpora Kota Bima, Zainuddin mengungkap, faktor penyumbang angka putus sekolah akibat pindah ke luar daerah, pernikahan dini, tersangkut proses hukum dan beberapa faktor lain.

"Angka tersebut sangat tinggi," kata Zainuddin.

Jumlah sekolah informal di Kota Bima saat ini sebanyak 19 PKBM dan 1 SKB.

Baca juga: Peringatan HAN 2022 di NTB, Bunda Niken: Anak Putus Sekolah Masih Berhak Dapatkan Ijazah

Sementara itu, pada tahun 2023 Kota Bima mendapatkan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOP) sebesar Rp1,5 miliar dari Pemerintah Pusat.

Dengan tingginya angka putus sekolah tersebut, pihaknya harus intens turun monitoring dan evaluasi (Monev) pada 19 PKBM dan satu SKB yang telah ada.

Hal tersebut dilakukan, untuk memastikan jumlah warga belajar yang disampaikan sesuai data cut off, yang akan mengikuti jenjang belajar paket A, B dan C.

Selain itu, Monev juga untuk memastikan apakah data cut off 993 angka putus sekolah ini warga Kota Bima atau ada warga luar daerah yang diinput oleh lembaga pendidikan.

Pasalnya muncul dugaan, data tersebut tidak valid agar bisa mendapatkan dana BOP yang lebih tinggi, sehingga lembaga memasukan data orang lain.

"Kami tegaskan, jika ada lembaga yang mencoba memalsukan data warga belajar demi mengejar keuntungan pribadi, maka kami siap menindak tegas," pungkasnya.

(*)