Dampak Banjir di Mataram

Warga Pamotan Kota Mataram yang Tinggal di Huntara Mengeluh Air Bersih hingga Ketersediaan Dapur

Huntara yang dibangunkan kata dia, hanya berupa ruangan kosongan yang luasnya 4x5 meter persegi, tampa dilengkapi kamar mandi dan dapur.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
BANJIR MATARAM - Penampakan Huntara di Lingkungan Pamotan, Kota Masyarakat, Rabu (10/9/2025). Masyarakat yang mendiami Huntara ini mengeluhkan air bersih hingga ketersediaan fasilitas dapur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Warga yang saat ini mendiami Hunian Sementara (Huntara) di Lingkungan Pamotan, Kelurahan Mayure, Kota Mataram mengeluhkan kondisi air di lingkungannya yang tercemar imbas meluasnya aliran sungai di wilayah itu.

Kondisi air sungai yang menjadi kebutuhan sehari-hari saat ini tidak bisa digunakan, lantaran kondisinya yang tercampur lumpur dan sampah imbas meluapnya air hujan yang melanda Kota Mataram tiga hari berturut-turut.

Burhan Juliadi masyarakat setempat, menyebutkan, dua hari ini warga mandi dengan air sungai yang kotor.

“Kita di sini nggak ada kamar mandinya, air pam belum kita terima, jadi sehari-hari mandi dengan air sungai, sekarang karena hujan air yang mulanya bersih jadi keruh,” ucap Burhan saat ditemui Tribun Lombok, Rabu (10/9/2025).

Huntara yang dibangunkan kata dia, hanya berupa ruangan kosongan yang luasnya 4x5 meter persegi, tampa dilengkapi kamar mandi dan dapur.

Baca juga: Was-was Hadapi Banjir, Warga di Lingkungan Pamotan Mataram Adakan Ronda

Keseharian warga mandi menggunakan air sungai, dengan kamar mandi darurat yang mereka buat sendiri di pinggir sungai.

Pun dengan dapur, masyarakat memasak dengan kompor yang telah diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) mataram sebelumnya.

“Kalau mandi kita bangun kamar mandi di sini, mandiri, dan itu hanya berupa sekatan bambu, airnya pun langsung dari sungai yang saat ini keruh,” katanya.

Dikarenakan hujan, masyarakat yang terdiri dari 15 kepala keluarga di lingkungan tersebut juga terpaksa harus memasak di dalam rumah, bersamaan dengan kasur dan perabotan lainnya.

“Kalau hari normal kita masaknya di luar, kalau hujan gini ya di dalam rumah, pakek kompor yang dikasih sebelumnya oleh Pemkot,” kata dia.

Di tengah kondisi yang cukup pelik, masyarakat juga harus menanggung rasa cemas, dikarenakan trauma dengan banjir bandang yang terjadi beberapa bulan lalu.

“Sama seperti saat ini, musim hujan yang kita takutkan air luapan sungai, kondisi kita sekarang saling menguatkan saja, dengan rumah seadanya,” katanya.

Di lain pihak, Camat Cakranegara Irfan Syafindra Soeratie belum menerima intensif kondisi warga yang ada di Huntara Pamotan.

“Saya sampai saat ini belum menerima keluhan itu (masalah kebersihan air dan dapur), karena secara teknis itu kemarin dikerjakan oleh Perkim,” kata Irfan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved