Dampak Banjir di Mataram
Was-was Hadapi Banjir, Warga di Lingkungan Pamotan Mataram Adakan Ronda
Hujan dua malam yang terjadi berturut-turut membuat masyarakat di lingkungan Pamotan Mataram tak bisa tidur.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Musin hujan yang menerjang Kota Mataram dua hari belakangan ini membuat sejumlah masyarakat yang ada di Lingkungan Pamotan, Kelurahan Mayure, Kota Mataram was-was.
Pasalnya, musim hujan yang terjadi mengingatkan mereka dengan pristiwa banjir bandang yang menyapu sejumlah rumah pada Juni lalu.
Pada waktu itu, luapan Kali Ancar yang tak jauh dari rumah mereka meluap, hingga menenggelamkan rumah.
Bahkan, hujan dua malam yang terjadi berturut-turut membuat masyarakat di lingkungan tersebut tak bisa tidur.
Masyarakat sebelumnya sudah dibangunkan Hunian Sementara (Huntara) sebanyak 15 rumah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram.
Akan tetapi, dengan bangunan rumah yang terbuat dari baja ringan dan kalsibot, membuat mereka terjaga sepanjang malam, khawatir pristiwa banjir yang melanda terulang kembali imbas luapan sungai.
“Kita was-was tiap malam, sampai nggak bisa tidur, karena mengingat pristiwa banjir dulu yang menyapu semua rumah warga disini,” ucap Kordinator Huntara Pamotan, Burhan Juliadi saat ditemui TribunLombok.com, Rabu (10/9/2025).
Sebanyak 15 kepala keluarga dilanda kecemasan, suara gemuruh hujan yang memukul atap Huntara yang terbuat dari seng menjadi alunan yang mencekam di benak warga.
Hujan yang disertai angin kencang menjadi bayang-bayang kengerian, warga takut sewaktu-waktu rumah tempat dia berlindung tersapu, tidak hanya oleh air sungai namun juga angin kencang.
Burhan salah satu di lingkungan itu mengungkapkan, situasi mulai mengkhawatirkan dirasakan warga, saat hujan yang kembali melanda Kota pada Selasa (9/9/2025) malam mengakibatkan air sungai di sekitaran rumah mereka mulai meluap dan mengalur deras.
Baca juga: Pemkot Mataram Jawab Keluhan Warga soal Kualitas Huntara di Lingkungan Pamotan
Dikhawatirkannya, jika hujan terjadi lagi, air sungai Ancar akan meluap semakin atas, dan peristiwa pilu yang pernah dialami warga, dihantam banjir bandang kembali dirasakan.
Terlebih untuk para landia dan balita, muka tegang dan harap-harap cemas membuat mereka tak tenang menghadapi malamnya.
“Apalagi untuk lansia dan balita, kadang mereka takut kalau malam tiba, takut akan diterjang banjir bandang kembali,” ungkapnya.
Saat ini, warga di lingkungan tersebut hanya bisa berjaga, dengan model ronda setiap malam, memantau agara air sungai tak meluap.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.