Opini
Peta Harapan dari Aula Bappeda untuk Lombok Timur SMART
Sektor pertanian kontribusi terhadap PAD masih jauh dari ideal tetapi pertanian adalah denyut utama kehidupan Lombok Timur.
Begitu runutnya, pembangunan seperti simfoni yang dimainkan oleh banyak tangan, tapi harus diorkestrasi dalam harmoni.
Sesi kedua menyentuh desa. Di sinilah letak nadi pembangunan inklusif. DPMD disebut terlalu bermain aman dalam menentukan indikator. Tapi desa tak boleh hanya jadi penerima. Ia harus jadi pelaku dan penggerak dari tingkat tapak.
Maka lahirlah gagasan untuk mendorong regulasi baru, salah satunya Perda tentang Desa Wisata. Sebab dari desa, perubahan bisa ditanam dan dipanen.
Baiq Titis sebagai Koordinator Program INKLUSI-BaKTI menyampaikan rencana asistensi sebagai bentuk konkret keberlanjutan. Bukan hanya mendampingi, tapi berjalan bersama. Kata-kata terakhir yang meluncur dari forum itu adalah tentang komitmen, tentang menyambung niat dengan kerja.
Di ujung diskusi, kita melihat bahwa perencanaan bukan soal angka atau program semata. Ia adalah seni membaca masa depan.
Dari ruang aula itu, lahir harapan bahwa Lombok Timur bisa menjadi rumah yang lebih sejahtera bagi semua. Karena dalam setiap rencana, tersimpan doa—dan dalam setiap indikator, tertanam harapan.
| Kecimol dan Kesasakan Kita: Menemukan Cermin Akhlak dan Budaya |
|
|---|
| Pernikahan Dini: Penyebab Perceraian dan Upaya Mengatasinya dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam |
|
|---|
| 59 Tahun UIN Mataram: Paradoks Unggul dengan Realitas Jalan Gajah Mada |
|
|---|
| Jalan Panjang Menjaga Irama Desa Berdaya NTB |
|
|---|
| Membedah Dana BTT Pada APBD NTB 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/rpjpd_lombok_timur_0205198jpg.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.