Opini

Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi Menuju NTB Makmur Mendunia

Pemerintah NTB perlu mendorong pendidikan vokasi atau terapan melalui SMK Center of Excellence, yang bisa disinergikan dengan politeknik.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Pribadi Hendra
OPINI - Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H., Adv. Penulis merupakan Direktur Dumantara Riset Institute, Founder Narasi Tanpa Batas, dan Ketum DPW Perkumpulan Dosen Peneliti Indonesia NTB 2022-2027 

Kini, saatnya peran tersebut diperkuat dalam bingkai “Narasi Tanpa Batas” bahwa kampus tidak lagi berpagar. Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga di sawah, bengkel, pelabuhan, dan sentra industri rakyat. 

Dosen tidak lagi hanya meneliti untuk jurnal, tetapi juga menjadi pendamping UMKM, Penyuluh Desa Digital, dan Mentor Inovator Muda. Beginilah cara NTB bisa melompat ke panggung dunia tanpa kehilangan jati diri. 

Inisiatif “Kampus Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi adalah jawaban atas tantangan zaman. Bukan lagi soal berapa banyak jurnal yang dipublikasikan, tetapi seberapa nyata keberadaan kampus menjawab problematika sosial dan ekonomi masyarakat. 

Perguruan tinggi vokasi memiliki keunggulan dalam menjembatani teori dan praktik, akademik dan industri, laboratorium dan lapangan. Inovasi vokasional yang kontekstual akan menjadi katalis kemajuan. 

Misalnya, program pengolahan hasil laut berbasis ekspor di Sumbawa, agroindustri berbasis teknologi di Lombok Timur, atau ekowisata digital di Lombok Utara. Semua bisa dijalankan oleh kampus terapan dengan sinergi multi-pihak. 

Dalam skema Kampus Berdampak, pendekatan co-creation antara kampus, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat menjadi prinsip utama. Kampus bukan menara gading yang menonton dari jauh, tetapi mitra strategis dalam setiap upaya transformasi daerah. Inilah bentuk partisipasi semesta yang sejati.

“Narasi tanpa batas” adalah visi bahwa ilmu, teknologi, dan keterampilan tidak boleh dibatasi oleh dinding kampus, sekat birokrasi, atau sekadar akreditasi. Pendidikan tinggi harus menembus batas geografis dan sosial menyentuh masyarakat pelosok, menembus pasar global, dan menembus ketimpangan kualitas hidup. 

NTB adalah laboratorium terbuka bagi pendidikan tinggi vokasi. Kekayaan alamnya, keragaman budayanya, serta daya juang masyarakatnya menjadi kekuatan utama untuk membangun daya saing global yang berbasis lokal. 

Bila narasi ini dijahit dengan baik seperti tenun songket ciri khas NTB, maka NTB bukan hanya makmur untuk dirinya, tetapi juga mendunia melalui keunggulan kompetitif yang inklusif. 

Program student technopreneurship, teaching factory, community living lab, hingga green campus movement bisa menjadi platform kampus vokasi untuk menyulam narasi ini. 

Mahasiswa menjadi pelaku perubahan, bukan hanya pencari ijazah. Inovasi tak berhenti di laboratorium, tapi mengalir sampai ke pasar rakyat. Mimpi besar NTB untuk menjadi provinsi yang Makmur Mendunia bukanlah angan kosong. 

Ia memerlukan investasi besar di bidang pendidikan vokasi. Butuh keberanian dari pemimpin perguruan tinggi untuk keluar dari zona nyaman administratif dan masuk ke wilayah eksperimentasi sosial. 

Butuh komitmen dari pemerintah daerah untuk mendukung penuh infrastruktur, regulasi, dan insentif untuk kolaborasi lintas sektor.

Hari Pendidikan Nasional 2025 adalah momentum strategis untuk menegaskan kembali bahwa pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan kendaraan kolektif menuju keadilan sosial, kemakmuran berkelanjutan, dan martabat kemanusiaan. 

Pendidikan adalah alat untuk memutus rantai ketimpangan, menjembatani jurang peluang, dan membuka jalan bagi setiap anak bangsa untuk tumbuh tanpa batas, baik di kota maupun desa, baik di pusat maupun di pinggiran. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved