Opini
Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi Menuju NTB Makmur Mendunia
Pemerintah NTB perlu mendorong pendidikan vokasi atau terapan melalui SMK Center of Excellence, yang bisa disinergikan dengan politeknik.
Kampus vokasi baru di NTB perlu ditambah jumlahnya seiring dengan potensi NTB dengan “Narasi tanpa Batas”, karena NTB tidak hanya sekedar sebuah provinsi, tetapi sebuah wilayah dengan berlimpah potensi.
Begitu pun dengan kekurangan dosen dengan keahlian industri dan sarana laboratorium. Sehingga membutuhkan kolaborasi dengan industri dan pusat riset nasional untuk transfer teknologi dan pelatihan.
Selain masih kurangnya jumlah perguruan tinggi vokasi, perguruan tinggi yang ada di NTB masih jarang menjalin MoU internasional, pertukaran pelajar, atau program joint degree. Kondisi ini membatasi kemampuan menyumbangkan lulusan ke pasar global dan menyusun narasi internasional.
Di samping itu, masyarakat masih cenderung memandang sarjana akademik lebih tinggi dibandingkan lulusan perguruan tinggi vokasi. Kampus vokasi perlu menyusun narasi kebanggaan bahwa lulusan mereka siap kerja, siap bisnis, dan siap mendunia.
Selain itu, perlu pengembangan kampus dengan konsep multi kampus atau kelas industri yang mendekat ke masyarakat. Tantangan pada dunia kerja di NTB masih mengeluhkan lulusan yang tidak job ready karena kurikulum kampus belum sepenuhnya link-and-match, sehingga diperlukan teaching factory, magang industri, dan kurikulum yang disusun bersama dunia usaha.
Kondisi tersebut di atas, diperlukan strategi menyulam “Narasi Tanpa Batas” untuk NTB “Makmur Mendunia” dengan membangun Politeknik atau akademi vokasi tematik seperti Politeknik Agro Maritim, Akademi Kepariwisataan, Akademi Energi Terbarukan dengan masing-masing dengan pendekatan kolaboratif.
Tetapi perlu ditunjang dengan menyusun kurikulum adaptif, berbasis proyek dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga Mahasiswa dalam menyelesaikan studi dengan project-based learning, startup desa, dan tugas akhir berbasis kebutuhan masyarakat.
Selain itu, perlu juga digitalisasi dan kolaborasi internasional dengan menyusun program virtual exchange, kelas hybrid, serta magang internasional berbasis mitra industri global.
Revitalisasi DUDI yakni Dunia Usaha Dunia Industri di wilayah lokal yang menjadikan pelaku UMKM, Badan Usaha Milik Desa, dan desa wisata sebagai laboratorium hidup atau living lab untuk mahasiswa.
NTB yang sarat budaya dan tradisi perlu mengangkat nilai budaya lokal sebagai modal global dengan membuat program-program studi yang juga mengajarkan identitas lokal seperti tenun, kerajinan bambu, dan musik Sasambo.
Tetapi dengan pendekatan global marketing dan teknologi. Perguruan tinggi vokasi di NTB berada dalam momen sejarah yang menentukan. Dengan pendekatan inklusif, kolaboratif, dan inovatif, mereka dapat menjadi penjahit narasi perubahan yang menyulam antaranya kekayaan lokal dan tuntutan global, nilai budaya dan kompetensi industri, dan aspirasi daerah dan peluang dunia.
NTB “Makmur Mendunia” bukan hanya slogan, melainkan medan kerja nyata bagi kampus terapan untuk menjadi mercusuar harapan.
Tema “partisipasi semesta” dalam hari pendidikan nasional Tahun 2025, menuntut keterlibatan penuh dari semua sektor, tidak terkecuali pendidikan tinggi vokasi.
NTB yang tengah menggeliat dengan potensi unggulan di sektor pertanian, perikanan, pariwisata halal, industri kecil, dan energi terbarukan, membutuhkan perguruan tinggi yang responsif, adaptif, dan berdampak nyata terhadap kebutuhan lokal.
Perguruan tinggi vokasi bukan sekadar sekolah tinggi kejuruan. Ia adalah institusi pembaruan. Melalui pendidikan vokasi, Politeknik, dan akademi komunitas, perguruan tinggi vokasi menghadirkan solusi teknologi tepat guna, mencetak tenaga kerja terampil, dan menjadi simpul inovasi berbasis kearifan lokal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.