Berita Lombok Timur

Harga Jagung di Lombok Timur Rontok Hingga Rp4 Ribu Per Kilogram Jelang Panen Raya

Harga jagung di Lombok Timur sempat menyentuh Rp 8.000- 9.000 per kilogram bahkan hingga menyebabkan inflasi

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Para petani jagung mengangkut hasil panennya menggunakan truk di Kecamatan Suela, Lombok Timur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Menjelang masuknya panen raya, harga jagung di Kabupaten Lombok Timur alami penurunan hingga Rp4,5 - 5 ribu per kilogram.

Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp7 - 8 ribu per kilogram.

Petani jagung asal Kecamatan Labuhan Lombok, Sapandi Wahyudi mengatakan, merosotnya harga jagung tersebut lantaran stok yang melimpah dari luar daerah.

"Baru dua minggu ini dia mulai turun. Begitu petani sudah mulai panen harganya langsung turun. Informasinya karena stok jagung sudah banyak dan adanya jagung luar daerah yang masuk ke Lotim," ucap pria yang akrab disapa Sabdi itu, Jumat (19/4/2024) Kepada TribunLombok.com.

Baca juga: Harga Jagung di NTB Anjlok, Pemerintah Minta Petani Jaga Kualitas

Fluktuasi harga ini diakui kerap terjadi setiap musim panen raya tiba.

Disebutkannya, jika melihat banyaknya tanaman jagung petani yang mati akibat El-nino, terutama di bagian selatan, harga jagung tahun ini seharusnya akan mahal pada saat panen raya tiba.

"Seharusnya mahal, karena banyak tanaman jagung petani yang mati akibat elnino kemarin. Terutama jagung-jagung yang di bagian selatan," ujarnya.

Selain di bagian selatan, di kecamatan Suela juga banyak tanaman jagung petani yang roboh akibat cuaca ekstrem dan terserang hama.

Dengan harga jagung saat ini, diperkirakan petani tidak bisa mendapatkan banyak keuntungan.

Baca juga: Dampak El Nino di Lombok Timur, 4.625 Hektare Ladang Jagung Terancam Gagal Panen

Terlebih, kata dia, harga pupuk dan obat-obatan pertanian juga saat inu cukup mahal.

Ditambah lagi dengan ongkos angkut jagung dari sawah ke rumah membutuhkan biaya ongkos ojek Rp 30.000 per satu karung.

"Bervariasi ada yang Rp 30.000 bahkan ada juga yang 40.000 ribu per karung tergantung Medan dan jaraknya. Semakin terjal dan semakin jauh maka ongkos ojeknya semakin mahal. Makanya kalau kitavlihat harga sekarang mungkin kemungkinan untung sangat kecil," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Sahri menambahkan berdasarkan data sampai dengan akhir Desember 2023, pertumbuhan tanaman jagung di Lotim bervariasi.

Ada yang bagus dan ada juga yang mati akibat El-nino dan cuaca ekstrem.

"Kalau untuk hasil produksi jagung tahun ini kita belum ketahui jumlah pastinya, karena saat ini masih ada yang panen dan ada juga yang belum, seperti di kecamatan Suwela, Pringgabaya dan Sambalia," ujarnya.

Tahun ini wilayah Jerowaru mengalmi gagal panen karena banyak yang mati terdampak elnino. Sementara di Kecamatan, Suela, Pringgabaya dan Sambalia tanaman jagung rata-rata tumbuh subur.

Petani di Kecamatan Jerowaru sebelumnya diimbau untuk melakukan penanaman ulang.

Tapi rata-rata petani menolak untuk menanam jagung kembali dan memilih menanam tembakau.

Baca juga: DLHK NTB Ingatkan Petani Tak Menanam Jagung di Kawasan Hutan saat Musim Hujan

"Di luar Kecamatan Jerowaru petani jagung rata-rata bagus dan sukses. Kami tawarkan untuk menanam kembali tapi mereka menolak. Petani lebih memilih untuk menanam tembakau," katanya.

Harga jagung saat ini sudah mulai menurun di tingkat petani sejak Maret yakni Rp4.000- Rp 4.500 per kilogram.

"Padahal beberapa bulan lalu jagung merupakan salah satu komoditas yang menyebabkan terjadinya infalasi dengan harga Rp 8.000- 9.000 per kilogram.

"Sebelumnya jagung sempat menjadi pemicu terjadinya infalasi. Tetapi sejak bulan Maret-April ini harga jagung sudah mulai turun di harga Rp 4.000 perkilogram atau Rp 400 ribu per kwintal," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved