DLHK NTB Ingatkan Petani Tak Menanam Jagung di Kawasan Hutan saat Musim Hujan

Data Dinas LHK NTB menunjukkan, dari 202 ribu hektare kawasan hutan di wilayah Bima dan Dompu, 58 ribu hektare lahan tersebut sudah ditanami jagung.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Kepala Dinas LHK NTB Julmansyah saat diwawancarai wartawan, Senin (6/11/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jelang musim hujan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan petani jagung di wilayah hutan.

Kepala DLHK NTB Julmansyah menjelaskan, pihaknya sudah melakukan patroli agar para petani jagung tidak bercocok tanam di kawasan hutan yang dapat menimbulkan bencana alam seperti tanah longsor.

"Kami sudah perintahkan KPPH (Kelompok Pengelola dan Pelestari Hutan) untuk meningkatkan patroli di kawasan hutan yang berpotensi ditanami," kata Julmansyah, Senin, (7/11/2023).

Dia menyebut, dari 202 ribu hektare kawasan hutan di wilayah Bima dan Dompu, 58 ribu hektare lahan tersebut sudah ditanami jagung.

Sementara secara keseluruhan dari 400 ribu hektare lebih kawasan hutan di wilayah NTB, 190 ribu hektare sudah ditanami jagung.

Baca juga: Rencana Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kampus IAIN di Kota Bima, Kementerian LHK Berikan Catatan

Sehingga untuk mengantisipasi bencana alam akibat perambahan hutan tersebut, pemerintah akan melakukan agroforestri.

"Sebagai solusi kerusakan hutan di pulau Sumbawa bersama kementrian LHK," kata Kadis LHK NTB itu.

Julmansyah menyebut, kerusakan hutan di NTB tidak hanya karena ilegal logging, namun juga faktor lainnya.

Selain melakukan patroli secara mandiri, DLHK NTB juga berkolaborasi dengan TNI Polri untuk memantau aktivitas ilegal logging, khususnya dikawasan Pulau Sumbawa.

Agar jumlah kerusakan hutan di NTB tidak semakin bertambah, tidak hanya melibatkan TNI Polri namun juga melibatkan pemerintah Desa setemppat untuk rutin memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Kemudian membangun komuniskasi bersama pemerintah desa, karena mereka yang paling terdepan," tambahya.

Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang juga Ketua Dewan Jagung Nasional Achmad Sukisman Azmi, menghimbau kepada petani agar memperhatikan kemiringan tanah yang dijadikan lahan menanam jagung.

"Sehingga kita menganjurkan di atas 20 derajat kemiringannya, di sini 40 derajat akibatnya terjadi longsor," kata Sukisman.

Bahkan untuk menghindari bencana alam, Sukisman mengajak para petani untuk menanam buah buahan di lahan yang kemiringan tidak cocok untuk ditanami jagung.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved