Berita Lombok Timur
Dampak El Nino di Lombok Timur, 4.625 Hektare Ladang Jagung Terancam Gagal Panen
Ribuan hektar tanaman jagung milik petani di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur terancam alami gagal panen dampak cuaca El Nino.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Ribuan hektar tanaman jagung milik petani di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur terancam alami gagal panen dampak cuaca El Nino.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Lombok Timur, Badarudin menjelaskan, salah satu sentra produksi tanaman jagung di Lombok Timur yang terdampak El Nino yaitu Kecamatan Jerowaru.
Di sentra ini, total luas areal tanaman jagung yang telah ditanami sejak Desember 2023 lalu seluas 4.625 hektar. Dari jumlah tersebut 4.045 hektar dalam kondisi terancam gagal tumbuh.
Baca juga: Ribuan Hektare Ladang Jagung di Lombok Timur Gagal Panen karena El Nino, Petani Merugi Rp50 Juta
"Hasil pemantauan kami selama Januari 2024 ini, terlihat tanaman jagung sudah mulai layu karena selama beberapa hari lamanya tak terkena guyuran air hujan," ucap Badarudin setelah dikonfirmasi, Senin (12/2/2024).
Dijelaskannya, kondisi tanaman jagung saat ini sudah cukup parah, oleh karenanya selama 45 hari ke depan tidak jika masih tidak turun hujan maka tanaman jagung dipastikan akan rusak.
"Ini yang jadi kekhawatiran kami, kalo sampai tidak turun hujan maka akan gagal panen," katanya.
Dengan kondisi itu, petani juga saat ini mengalami penurunan tingkat produktifitas hingga 50 persen
Jika menakar pada saat kondisi normal produksi jagung petani du wilayah itu bisa mencapai 10-12 ton. Namun, kini diperkirakan hanya 5-6 ton per hektar.
Atas kondisi itu, jika dihitung secara keseluruhan, produksi jagung tahun ini akan berkurang sekitar 12 ribu ton.
Berkurangnya jumlah produksi tersebut akan berdampak pada ketersediaan stok dan harga jagung.
Maka dari itu, guna menjaga ketersediaan jagung ini, pihaknya akan memanfaatkan wilayah potensial seperti Pringgabaya dan Sambelia untuk digerakkan sebagai sentra penanaman jagung.
"Wilayah Utara Lombok Timur ini diketahui mulai tanam belakangan, Kalaupun ada yang sudah tanam, ada sumur bor juga yang bisa menyelamatkan (tanaman jagung) merak," terangnya.
Lebih jauh, Badarudin juga telah menyiapkan langkah antisipasi terkait persoalan itu, pihaknya sudah bertemu dengan petani jagung di wilayah Jerowaru, guna melakukan pendekatan dan mencari alternatif agar tidak terjadi gagal panen, salah satunya ditangani menggunakan pompa air.
"Karena lahan di perbukitan, tidak ada upaya lain, kalau harapkan air agak susah karena tak ada sumber karena semua areal merupakan tadah hujan," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.