Berita Lombok Tengah

Ratusan Hektar Tanaman Padi di Lombok Tengah Disebut Terancam Gagal Panen

Ketua Gabungan P3A Hulu, Herman mengatakan pihaknya sudah beberapa kali datang ke lokasi perbaikan yang menghambat pintu air menuju wilayah selatan.

Penulis: Sinto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Warga di Desa Bonder saat menanam padi pada hari ini Rabu, (31/5/2023). Mereka terancam gagal panen karena terhambatnya pengisian air menuju Bendungan Surabaya, Kelurahan Tiwugalih, Lombok Tengah. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Belasan petani dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) melakukan aksi protes kepada pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) mengenai proyek perbaikan irigasi yang menghambat pengisian air menuju Bendungan Surabaya, Kelurahan Tiwugalih, Lombok Tengah (Loteng), pada hari ini Rabu (31/5/2023).

Hal ini karena perbaikan yang tengah berlangsung justru menghambat pendistribusian air menuju persawahan di sejumlah desa dan kelurahan.

Seperti di Kelurahan Semayan, Prapen, Praya, Desa Penujak dan Desa Bonder.

Ketua Gabungan P3A Hulu, Herman mengatakan pihaknya sudah beberapa kali datang ke lokasi perbaikan yang menghambat pintu air menuju wilayah selatan.

Baca juga: Petani di Lombok Tengah Tewas Tersambar Petir Saat Panen Padi

Namun sampai dengan saat ini tidak pernah digubris oleh pihak terkait.

"Ini kan tanaman padi sudah mulai mau keluar biji menuju panen, tapi air yang menghambat sehingga para petani takut gagal panen," ungkapnya.

Herman menegaskan, pihaknya bersama para petani sudah menyampaikan keluhan terkait dengan terganggunya aliran air kepada pihak pekerja proyek untuk membuka jalur pintu air.

Namun sampai saat ini permintaan itu tidak pernah ditanggapi serius.

Baca juga: Temu Karya Penyuluh 2022: Tingkat Produksi Padi Meningkat Signifikan

Menurutnya, yang dikerjakan hal yang tidak penting, sementara yang penting diabaikan, yaitu air untuk sawah petani ini.

Dikatakan Herman, apabila pintu air tidak segera diperbaiki oleh pekerja proyek, maka otomatis akan berdampak terhadap sawah para petani karena tidak ada air.

"Jika sawah ini tidak dialiri air dan kalau telat seminggu saja akan gagal panen, karena sekarang padi sedang butuh air, secara aturan sawah petani akan terdampak sekitar 300 hektare," jelasnya.

Sementara itu, Direksi Operasional BWS NT 1, Sahnal mengatakan, untuk menjawab keluhan para petani itu, pihaknya akan berusaha untuk membuka pintu air dan akan berkoordinasi dengan pihak Pemda Loteng, dalam hal ini Dinas Pemadam Kebakaran.

"Nanti kita minta bantuan pemadam kebakaran untuk menyedot lubang yang tersumbat itu," ungkapnya.

Diterangkan, sebelumnya telah dibuat aliran air baru. Namun dirasa tidak mencukupi untuk melakukan pengairan di bawah.

"Sekarang kita akan minta bantuan pemadam," tutupnya

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved