Angka Stunting di NTB Turun Jadi 24,6 Persen di Tahun 2023, Tempati Urutan 16 Nasional

Tahun 2023 angka stunting di NTB turun 8,1 persen menjadi 24,6 persen dari sebelumnya 32,7 persen di tahun 2022

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Petugas Posyandu menimbang bayi. Tahun 2023 angka stunting di NTB turun 8,1 persen menjadi 24,6 persen dari sebelumnya 32,7 persen di tahun 2022. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu provinsi dengan progress penurunan stunting yang tinggi.

Tahun 2023 angka stunting di NTB turun 8,1 persen menjadi 24,6 persen dari sebelumnya 32,7 persen di tahun 2022.

Angka stuntingg di NTB kini menempati urutan ke 16 dari 38 provinsi di Indonesia.

Capaian penurunan stunting tersebut berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, bersama dengan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) tahun 2023 dibanding data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.

Baca juga: Genjot Target Stunting Turun 14 Persen, DP3AKB Lombok Timur Sosialisasikan Kartu Kembang Anak

Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, capaian tersebut menjadi semangat pemerintah untuk terus menurunkan angka stunting kedepannya.

"Hasil ini cukup mengembirakan dan menjadi penyemangat untuk penurunan stunting secara lebih masif," kata Gita, Jumat (22/3/2024).

Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, penurunan stunting di NTB sejalan dengan intervensi sensitif dan spesifik yang dilakukan Pemprov NTB.

Salah satunya melalui dukungan bagi seluruh Kabupaten/Kota sehingga mampu mencapai 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Pemerintah provinsi terus mendorong pencapaian STBM sebagai salah satu determinan stunting.

Baca juga: Daftar Pekerjaan Rumah Pj Sekda NTB Ibnu Salim: Inflasi, Stunting, Kemiskinan Ekstrem, Hingga RPJMD

NTB kini menjadi provinsi pertama di Indonesia yang berhasil mencapai 5 Pilar STBM.

Pemerintah melakukan intervensi terhadap pemantauan pertumbuhan anak mencapai 91,40 persen, ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang berhasil mendapatkan asupan gizi 89,8 persen, pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap 100 persen.

"Posyandu Aktif lebih dari 99 persen juga menjadikan NTB provinsi dengan cakupan Posyandu aktif tertinggi di Indonesia," jelas Kadis.

Fikri menjelaskan, Surveilans Gizi di 176 Puskesmas sudah mencapai 100 persen, Desa bebas dari Buang Air Besar Sembarangan juga 100 persen, dan tercapainya 5 Pilar STBM di seluruh Kabupaten/Kota juga menjadi intervensi spesifik dalam penanganan stunting yang dilakukan Pemprov.

Intervensi Sensitif juga dilakukan dalam upaya penanganan stunting yaitu melalui Gerakan Bakti Stunting terintegrasi pada program “Jumat Salam” di seluruh Kabupaten/Kota.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved