Pemda Lombok Timur dan Pemprov NTB Dinilai Saling Lempar Tanggung Jawab Soal Tambang Galian C

Pemda Lombok Timur dan Pemprov NTB diminta turun tangan mengatasi tambang galian C yang limbahnya mencemari lahan pertanian warga

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Petani Bawang di Desa Tirtanadi, Muhdar menunjukkan sawahnya tercemar limbah tambang galian C. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Aktivitas tambang galian C di Kecamatan Wanasaba Lombok Timur mulai meluas.

Sungai Koko Tenggek tercemar air coklat pekat yang diduga limbah tambang.

Sungai Koko Tenggek ini merupakan saluran air irigasi utama petani di 3 Kecamatan yakni Pringgabaya, Wanasaba, dan Labuhan Haji.

5 Desa terdampak parah, di antaranya Desa Bandok, Tembeng Putek, Tirtanadi, Teko, dan Anggareksa.

Baca juga: Limbah Galian C Cemari Saluran Irigasi, Pemda Lombok Timur Surati Dinas LHK NTB

Kepala Desa Tirtanadi Kecamatan Labuhan Haji, Ruspan mengaku sudah berulang kali melaporkannya ke Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur yang meneruskannya ke Pemprov NTB.

Jawaban Pemda bahwa wewenangnya di Pemprov NTB dalam hal izin tambang galian C.

Sebaliknya jika persoalan ini dilaporkan ke Provinsi, jawaban yang diterima adalah yang merekomendasikan adalah Kabupaten.

"Pemda dan Pemprov NTB ini saling menyalahkan dalam hal ini. Itu saja jawaban kami dari keduanya. Sementara kami di desa kalau ada masalah di masyarakat kita saja tempat melapor dan disalahkan," ucap Ruspan kepada TribunLombok.com, Rabu (8/11/2023).

Desa Tirtanadi merupakan salah satu daerah yang difokuskan untuk pembangunan irigasi.

Baca juga: Kaban Bapenda Lombok Timur Minta Pengusaha Tambang Galian C Bayar Pajak Sesuai Ketentuan

Namun, pembangunan irigasi itu dinilai tidak akan bermanfaat selama air yang mengalir tercampur limbang tambang.

"Pemerintah hanya memperhatikan saluran irigasi tapi tidak memperhatikan kualitas air yang akan mengalir dari saluran irigasi itu," tegasnya.

Padahal lanjut dia, salah satu tujuan dari pemerintah untuk membangun irigasi agar hasil pertanian bagus dan subur.

"Apa gunanya saluran irigasi kita bagus kalau air yang akan mengalir di irigasi itu adalah air limbah, air kotor dan berbau. Lahan pertanian masyarakat rusak, tanaman petani banyak yang mati," katanya.

"Terutama di malam hari, kondisi airnya sangat keruh dipenuhi lumpur. Sementara masyarakat di sini di malam hari itu mereka bergantian untuk mendapatkan jatah air. Tapi mau tidak mau mereka harus menggunakan air itu," tutupnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved