Kesaksian Ibu Terduga Teroris di Lombok Timur saat Anaknya Ditangkap

Terduga M dalam kurun waktu 13 tahun belakangan telah menetap di tiga negara, diantaranya Jepang 8 tahun, Korea 3 tahun, dan terakhir Saudi 2 tahun

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Tangis Marnah, ibu kandung terduga teroris inisial M pecah saat ditemui TribunLombok.com di kediamannya, Dusun Majelo, Desa Jenggik, Lombok Timur, Jumat (20/10/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Marnah (80) Ibunda terduga teroris M (40) warga asal Dusun Majelo, Desa Jenggik, Kecamatan Terara, Lombok Timur tak kuasa menahan air mata saat melihat anaknya dibawa Tim Densus 88 Anti Teror.

Hatinya hancur mengetahui anaknya yang selama ini jadi tulang punggung keluarga itu terlibat dalam jaringan terorisme.

Marnah meluapkan kesedihan dan penyesalan saat ditemui langsung TribunLombok.com di kediamannya, pada Jumat (20/10/2023).

"Saat dibawa rasanya hati saya hancur, saya hanya pasrah, takdir anak saya ini sudah ditulis sejak di kandungan," ucap Marnah sedih.

Baca juga: Pengakuan Ibu Terduga Terorisme di Lombok Timur, Perilaku Anaknya Berubah Sejak Pulang Jadi TKI

Terduga M sendiri merupakan anak ke dua dari Marnah.

Kakak perempuannya dan adik laki-lakinya tinggal beda rumah dengan Marnah.

"Kakanya yang satu perempuan dan adiknya laki-laki satu, mereka sudah nikah semua dan sekarang dia tinggal sendiri sendiri, saya cuman berdua saja dengan anak saya ini (Terduga M)," tuturnya.

Rumah tempat dia tinggal merupakan buah dari kerja keras terduga M menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Terduga M dalam kurun waktu 13 tahun belakangan telah menetap di tiga negara, diantaranya Jepang 8 tahun, Korea 3 tahun, dan terakhir Saudi 2 tahun.

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Lombok Sudah Rekrut 1 Anggota Baru JAD Bima

Pinta lirih Marnah agar anaknya dikembalikan, lantaran tanpa anaknya dirinya tidak tau lagi harus meminta untuk kebutuhan sehari hari dimana lagi.

Marnah sendiri tidak pernah menyangka anaknya akan terlibat dalam jaringan terorisme.

Lantaran kehidupan anaknya tidak pernah sedikitpun menunjukkan sikap aneh, apalagi yang diduga berkaitan dengan unsur teror.

"Anak saya sepulang dari saudi dia sudah 2 kali umroh dan dua kali haji baru dia pulang, dan yang dia lakukan disini cuman mengaji sama jualan es didepan rumah saja," katanya.

Bahkan kata dia, selama kurun waktu beberapa tahun terakhir terduga M diakuinya sering mengikuti pengajian di Lombok Barat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved