Berita Lombok Timur
Pemda Lombok Timur Tidak Merasa Kalah di Gugatan KIHT, yang Dibatalkan Hanya SK Penetapan Lokasi
SK persetujuan pinjam pakai antara Pemda Lombok Timue dan Provinsi NTB tidak dibatalkan dan tetap berlaku
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pemda Lombok Timur mengaku akan menyesuaikan status lokasi Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT).
Kepala Bagian (Kabag) Hukum Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur, Biawansyah Putra mengatakan, warga hanya menang pada gugatan SK Bupati soal penetapan lokasi KIHT.
"Yang kalah SK penetapan lokasi, sedang SK persetujuan pinjam pakai antara Pemda dan Provinsi tidak dibatalkan dan tetap bisa beroperasi," ucap pria yang akrab disapa Wawan itu, Rabu (30/8/2023).
Dijelaskannya, Pemda kalah karena sejatinya KIHT tidak masuk kawasan industri, yang mana mensyaratkan berdiri di lahan minimal 5 hektare.
Baca juga: Warga Paokmotong Menang Gugatan Lawan Pemda Lombok Timur Soal Pinjam Pakai Lahan KIHT
Peraturan Menteri Keuangan No. 22 tahun 2023 mengenai aglomerasi, pemanfaatan bangunan yang sudah berdiri dengan total anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 24 miliar itu tetap akan berlanjut.
Hanya saja, statusnya bukan sebagai kawasan industri, melainkan sebagai aglomerasi atau pengumpulan atau pemusatan pabrik hasil tembakau dalam suatu tempat, lokasi, atau kawasan tertentu.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap pengusaha pabrik rokok.
"Artinya sebenarnya, mau kita menang dan tidak memang kita akan ubah dia bukan sebagai KIHT namun aglomerasi mengingat aturannya memang yang paling sesuai itu, di mana minimal 1 hektar dan dekat pemukiman," tegasnya.
Wawan menekankan, warga tetap bisa mengajukan gugatan ke jalur hukum apabila tetap menolak lokasi KIHT.
Sebab, apabila Pemda memang keliru, SK pinjam pakai lahan dimaksud tentunya sudah dibatalkan.
Baca juga: Masyarakat Gugat Pemda Lombok Timur Soal Pinjam Pakai Lahan KIHT
Dasar hukum pinjam pakai lahan Pemprov NTB untuk KIHT sudah terbit dalam bentuk SK Gubernur NTB.
KIHT, sambung Wawan, telah ditetapkan sebagai proyek strategis provinsi, tapi semua akan berubah dengan adanya PMK 2023.
"Bukan KIHT namanya tapi aglomerasi. sehingga surat sekda per tanggal 16 Agustus 2023, yang meminta agar segera dilakukan perubahan nomenklatur," bebernya.
"Begitu KIHT berdiri dengan aturan kawasan industri, kemudian ada aturan mengenai aglomerasi, maka perubahan nomenklatur semua punya cantolan. dan aglomerasi artinya gabungan UMKM kecil untuk pengelintinga tembakau, kalau dipakai industri kurang mengena," imbuhnya.
"Kalau aglomerasi lebih cocok karena pengelintingan tembakau. kekhawatiran masyarakat Paokmotong sebelumnya ada asap tapi sebenarnya tidak ada, hanya pelintingan tembakau saja di sana," demikian Wawan.
(*)
Jembatan Penghubung Desa Teko-Apitaik Rusak, Bupati Lombok Timur Bangun Jalan Darurat |
![]() |
---|
Jembatan Penghubung Rusak, Warga Apit Aik Khawatir Rumahnya Amblas |
![]() |
---|
Banjir Terjang Dusun Tembeng Putik Timuk: Pipa Air Putus, 2 Hektare Sawah Terendam |
![]() |
---|
Jembatan Penghubung Desa Teko–Apit Aik Rusak, Akses Warga Lumpuh Total |
![]() |
---|
Target 5.672 Akseptor, Capaian KB Lombok Timur Masih di Bawah 50 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.