Dejavu Rachmat Hidayat antara Persekusi Kader PDIP di Sekotong dengan Peristiwa Amaq Nurita 1986

Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat tidak ingin peristiwa 3 dekade silam yang menimpa kadernya terulang kembali

ISTIMEWA
Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat. Rachmat Hidayat tidak ingin peristiwa 3 dekade silam yang menimpa kadernya terulang kembali. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat merasakan dejavu kasus persekusi kader di Sekotong, Lombok Barat inisial SS.

Anggota Komisi VII DPR RI ini terkenang dengan peristiwa yang menimpa kader PDIP Amaq Nurita di Lombok Timur 37 tahun silam atau tepatnya pada tahun 1986.

Amaq Nurita Dia ditembak lehernya hingga gigi dan lidahnya rontok. Tubuhnya lalu dibuang di parit, namun nyawanya selamat.

Rachmat ingin, semua pihak menjadikan peristiwa tiga dekade silam itu sebagai pembelajaran. Termasuk bagi aparat penegak hukum.

Politisi PDIP ini menceritakan kembali dua kisah yang hampir serupa itu, Minggu (14/8/2023).

Baca juga: Anggota DPR RI Minta Kompolnas dan Komnas HAM Turun Tangan di Kasus Pengeroyokan Caleg PDIP Sekotong

Waktu itu, bulan Ramadan baru separo jalan atau dua hari menjelang peringatan Nuzulul Quran.

Usai santap sahur, Rachmat yang kala itu menjabat Ketua DPD PDI Lombok Timur kedatangan tamu. Enam orang jumlahnya.

Mereka adalah tokoh masyarakat dan para tetua dari Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.

Jika bukan karena ada hal yang sangat mendesak, tak mungkin mereka bertamu pada dinihari begitu.

Rachmat tergopoh menyongsong para tetamu itu. Dengan takzim, dipersilakannya masuk. Dan benar. Tanpa banyak basa-basi, enam tokoh itu segera menyampaikan laporan.

Baca juga: Bacaleg PDIP di Lombok Barat Diusir dari Kampung, Pengacara Siapkan Langkah Hukum

”Kawule pelungguh ditangkap polisi dan dibawa ke Polsek Keruak,” kata Amaq Rasine, memulai laporan.

Rachmat menyebut, usia Amaq Rasine kala itu sudah 70 tahun, dan merupakan salah seorang tokoh yang sangat dihormati di Desa Beleka.

Rachmat mengungkap saat itu dia dikabari bahwa warga Desa Beleka Amaq Nurita ditangkap. Pekerjaannya penggembala kerbau. Kader PDI tulen.

Pada masa itu, kader-kader militan PDI, sebelum kini menjadi PDI Perjuangan, memang banyak bermukim di daerah-daerah seperti di Beleka, Janapria, Saba, Jagawana, yang secara administratif merupakan desa-desa di wilayah Lombok Tengah.

Akan tetapi, kata Rachmat, mereka memiliki KTA sebagai Anggota PDI Lombok Timur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved