Jika Jual Pakaian Bekas Dilarang, Pedagang Ancam Kembali Jadi Maling
Kecemasan pedagang ini disebab ramainya penindakan penjualan baju bekas oleh aparat penegak hukum (APH) dan menjadi buah bibir, termasuk di Mataram.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Belum lagi alasan lambatnya perputaran ekonomi.
Oci sapaan akrabnya mengatakan, alasan ekonomi lamban berputar akibat kecemburuan sosial.
Bahkan selama kehadiran thrift shop di Kota Mataram, Oci menilai tidak ada toko baju yang sepi dari pembeli hingga gulung tikar.
“Tidak ada yang rugi kok mereka (gerai baju) di Kota Mataram. Apa lagi sekarang bulan puasa, pastinya tambah ramai, bukannya sepi,” ungkap Oci.
Oci Juga berpendapat pakaian bekas nya mampu menyelamatkan warga kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dicontohkan olehnya, seorang nelayan yang tidak mampu membeli pakaian mahal, dan harus berbelanja ke lapak miliknya.
Oci berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan pedagang pakaian bekas.
“Jangan disita, jangan ditangkap, harusnya disupport. Tanpa kami, ekonomi juga tidak berputar karena kami turut membayar pajak. Dan ingat, ini masalah orang banyak, tanpa ini kami tidak bisa makan, dan saya bisa saja jadi maling,” tandasnya.
(*)
Pembangunan Kantor Wali Kota Mataram Capai 57 Persen, Ditarget Rampung Akhir Desember 2025 |
![]() |
---|
Program Monalisa, Cara Dinas Kesehatan Kota Mataram Dekatkan Layanan ke Masyarakat |
![]() |
---|
Waspadai Kracunan, Dikes Mataram Awasi Ketat Kualitas Makanan Bergizi Gratis di Sekolah |
![]() |
---|
Bertarung Sengit, Anjani Berhasil Rebut Tiket Final Kejurnas Muaythai 2025 |
![]() |
---|
Wali Kota Mataram Pantau Langsung Pembangunan Jembatan Semi Permanen di Karang Kemong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.