Kisah Jurnalis NTB Meliput Perang Rusia-Ukraina, Bawa Misi Kemanusiaan dan Perdamaian

Suatu hari Arya sedang bersiap-siap menuju ke lokasi peliputan berbarengan dengan serangan rudal menghantam lokasi dekat apartemennya

Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. I Nyoman Arya Setiawan
Jurnalis TVRI dari NTB I Nyoman Arya Setiawan saat bertugas meliput ke Ukraina. 

Laporan TribunLombok.com, Setyowati Indah Sugianto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jurnalis TVRI dari NTB I Nyoman Arya Setiawan ditugaskan ke Ukraina untuk mengemban misi kemanusiaan dan perdamaian.

Selama sebulan menjalani misi tersebut, Arya merasakan pengalaman liputan di medan perang Rusia-Ukraina.

Arya memulai misi ini dengan berangkat dari Indonesia 7 Januari 2023 menuju ke Polandia.

8 Januari 2023, Arya tiba di kota Kyiv, Ukraina. Dia tinggal di apartemen lantai 6.

Selama berada di sana, Arya mengkau tetap menjalin komunikasi dengan WNI lainnya di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia).

Baca juga: Helikopter Jatuh di Ukraina Tewaskan 14 Orang Termasuk Tiga Pejabat Tinggi

"Berada di Kyiv dan Polandia, itu tetap dipantau bagaimana keadaan dan kondisinya, " kata Arya ditemui TribunLombok.com, Senin (6/2/2023).

Arya menceritakan situasi konflik langsung dari sumbernya.

"Situasinya mencekam dan menegangkan gitu ya," kata Arya.

Warga Karang Sukun, Mataram ini merasakan benar ketegangan medan perang.

Mulai dari serangan yang datang tiba-tiba.

Namun, dia sudah mendapatkan bekal pengetahuan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Ketika berada di apartemen, arah berlindungnya di antara dinding dan menjauhi jendela.

Ketika berada di lapangan, mencari tempat perlindungannya ke dekat bawah tanah.

"Jadi sebelum liputan ke sana itu sudah di-briefing kalau misalkan ada serangan gimana dan harus berlindung kemana," ungkap Arya.

"Kita juga dibekali sebelum pergi ke lapangan diminta install aplikasi.

"Jadi pemberitahuannya itu tanda merah berarti berbahaya akan terjadi serangan.

"Kalau ada serangan di kota Kyiv-nya muncul tanda merah semua berarti ada serangan, ya kalau nekat resiko tanggung sendiri."

Perjalanan menuju tempat perang memakan waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan mobil.

Namun, ancaman serangan tak semata-mata ketika Arya turun ke lapangan.

Saat berada di lapangan, ancaman serupa juga menghantui bahkan menjadi kenyataan.

Yakni kala suatu hari Arya sedang bersiap-siap menuju ke lokasi peliputan.

Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Jadi Person of The Year 2022 Majalah Time

Serangan rudal menghantam area dekat apartemen tempatnya menginap.

2 warga sipil Ukraina jadi korban.

Beruntung, Arya kala itu belum melangkahkan kaki meninggalkan apartemen.

"Kejadiannya itu sekitar pukul 10.15. Ketika siap-siap berangkat liputan, sebenarnya sudah beri peringatkan diaplikasi itu.

"Pada hari itu juga Rusia menyerang habis-habisan. Ledakan itu sangat keras dekat apartemen ya," tutup Arya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved