Berita Lombok Tengah

Tradisi Unik di Makam Keramat Embung Puntik Lombok Tengah, Peziarah Keliling 9 Kali Sebelum Masuk

Makam ini merupakan peristirahatan terakhir seorang ulama penyebar Islam di Pulau Lombok bernama Denek Mas Suryadiningrat

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Peziarah makam keramat embung puntik di Desa Sengkerang, Praya Timur, Lombok Tengah. 

"Bentuk orangnya tinggi, gagah tapi badannya kurus. Dia memakai sorban putih," katanya.

Konon ada peninggalan Denek Mas Suryadiningrat dalam bentuk pusaka yang masih disimpan hingga kini.

Saat Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6 turun ke lokasi, diperlihatkan sebuah pusaka terbungkus kain putih dan dililit tali.

Baca juga: Peziarah Makam Nyato Berasal dari Mesir Hingga Arab Saudi, Bukit Karomah Kewalian Wali Nyato

Pusaka tersebut berjenis tombak bernama Pusaka Randu Kuning.

Diberi nama Randu Kuning karena saat pusaka tersebut ditancap ke pohon randu (kapuk), maka pohon itu akan berubah menjadi kuning.

Pusaka tersebut dipercaya sebagai pusaka perdamaian.

Begitu dua desa terlibat bentrok, saat pusaka tersebut ditancap ke tanah, maka bentrok akan mereda.

Sementara itu Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6, Ruslan Turmuzi, mengatakan Lombok menjadi lokasi penyebaran para wali, sehingga banyak sekali kedatuan atau sejenis kerajaan.

Bedanya, kedatuan identik dengan Islam.

Bahkan Ruslan yang merupakan Anggota DPRD NTB berjanji akan menganggarkan penataan akses jalan menuju lokasi makam, membangun fasilitas pendukung untuk peziarah seperti empat kamar toilet, penataan gapura depan dan renovasi rumah penjaga atau juru kunci makam.

"Insyaallah kita akan menganggarkan itu. Ya kalau seluruhnya menghabiskan anggaran Rp200 juta. Itu akan kita ikhtiarkan untuk mendukung keberlanjutan tradisi leluhur Sasak," Kata Ruslan sembari meminta Sekretaris Tim Amrullah untuk segera membuat perencanaan dan design penataan lingkungan situs embung puntik dengan tetap mengedepankan arsitektur khas Sasak.

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto, mengatakan penelusuran jejak sejarah situs Embung Puntik bagian dari strategi Tim Ekspedisi Mistis untuk mengurai dan membuka tabir sejarah leluhur Lombok agar bisa diurai benang merah ketokohan dan kelebihan ilmu dalam yang dimiliki.

"Setidaknya, melalui testimoni yang disampaikan keturunan Denek Mas Suryadi Ningrat ini, ada second opinion terkait sejarah situs Embung Puntik yang bisa menjadi referensi sejarah untuk generasi mendatang ditengah minim bukti tertulis berupa catatan-catatan mitos embung puntik" Kata lelaki yang akrab disapa Didu ini didampingi Bendahara Tim Mistis, Zainul Pahmi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved