Berita Lombok Tengah
Tradisi Unik di Makam Keramat Embung Puntik Lombok Tengah, Peziarah Keliling 9 Kali Sebelum Masuk
Makam ini merupakan peristirahatan terakhir seorang ulama penyebar Islam di Pulau Lombok bernama Denek Mas Suryadiningrat
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sebuah makam di Desa Sengkerang, Praya Timur, Lombok Tengah, menjadi langganan para peziarah.
Makam tersebut dikenal dengan nama Kemaliq Embung Puntik.
Area makam yang memiliki luas sekitar 4 are itu dikenal sebagai makam keramat oleh masyarakat.
Bahkan sering digelar ritual adat di area makam.
Baca juga: DPW Perindo NTB Ziarah Makam Pahlawan TGKH Zainuddin Abdul Madjid Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-77
Makam tersebut merupakan makam seorang ulama penyebar Islam di Pulau Lombok bernama Denek Mas Suryadiningrat.
Ia diperkirakan menyebarkan Islam di Lombok sejak tahun 1717 masehi.
Makam tersebut sudah ditetapkan sebagai cagar budaya dan juga telah diakui Dinas Pariwisata.
Juru Pelihara Makam, Lalu Jasmawadi, yang juga merupakan generasi ke-13 keturunan Denek Mas Suryadiningrat, mengatakan ribuan masyarakat sering berziarah dan menggelar ritual adat di makam tersebut.
Ritual adat bernama Nede Embung Puntik yang digelar setiap bulan tujuh tanggalan Sasak atau setiap hari Senin pada bulan November.
Pada ritual tersebut, masyarakat akan membawa aneka hasil bumi dan berdoa memohon berkah kepada Sang Pencipta.
"Setiap bulan ke tujuh tanggalan Sasak atau setiap hari Senin di bulan November selalu ada ritual adat di sini," kata Lalu Jasmawadi didampingi Akademisi Mataram, Dr Asrin, (17/8/2022).
Ritual adat tersebut telah berlangsung turun temurun.
Bahkan, masyarakat meyakini jika tidak menggelar ritual akan mendapatkan malapetaka seperti penyakit.
Pada bulan November, ritual akan berlangsung empat kali yang digelar setiap Senin.