Opini
Renungan Jumat Berkah: Tegakkan Kepala, Rendahkan Hati
Menegakkan kepala berarti menegakkan prinsip, menolak tunduk pada kebatilan, menolak dijatuhkan oleh hinaan dunia
“Jangan biarkan hatimu keruh oleh hasad, jangan kotori jiwamu dengan iri yang membakar kebahagiaanmu sendiri.”
Hasad adalah penyakit hati yang halus tapi membakar.
Ia membuat seseorang lupa bersyukur dan buta terhadap rahmat Allah pada dirinya sendiri.
Padahal, setiap orang memiliki waktunya masing-masing.
Setiap rezeki telah ditakar, setiap keberhasilan telah ditulis.
Allah berfirman:
“Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah menganugerahkan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan kerajaan (kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka.” (QS. An-Nisa’: 54)
Rasulullah SAW- memperingatkan dalam hadits riwayat Abu Dawud:
“Hati-hatilah kalian dari hasad, sebabhasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
Betapa banyak orang kehilangan ketenangan bukan karena kekurangannya, tetapi karena tidak bisa melihat orang lain bahagia.
Padahal, ketenangan tidak lahir dari banyaknya harta, tapi dari lapangnya hati.
Orang yang iri sesungguhnya sedang membakar dirinya sendiri dengan api yang ia nyalakan.
Bahagia Melihat Orang Lain Bahagia
“Senyumlah ketika melihat orang lain bahagia, karena setiap keberhasilan orang lain adalah cermin yang mengajarkan: bahwa waktu setiap jiwa berbeda, namun Rahmat Allah tak pernah salah alamat.”
Kebahagiaan sejati lahir dari hati yang lapang, hati yang tahu bahwa Allah Maha Adil dalam memberi.
Kadang rezeki kita belum datang bukan karena Allah lupa, tetapi karena waktu terbaik belum tiba.
Dalam Kitab hikmah Hilyat al-Awliya karya Abu Nu’aym al-Isbahani, mencatat pemikiran Imam Hasan Al-Bashri:
“Apa yang Allah berikan padamu, itulah yang terbaik bagimu saat ini. Jika engkau bersabar, Allah akan menambahnya dengan nikmat yang lebih tinggi.”
Maka jangan iri pada keberhasilan orang lain, karena kebahagiaan mereka bukan ancaman bagimu.
Setiap do'a tulus untuk kebahagiaan saudaramu akan kembali sebagai kebaikan untukmu.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbahagia dan Bersyukur atas Apa yang Ada
| Dana Reses DPR Antara Aspirasi dan Keuntungan Pribadi |
|
|---|
| Dari Dana Mbojo ke Karet Bivak: Jejak Kesetiaan Sultan Muhammad Salahuddin pada Republik Indonesia |
|
|---|
| Gus Dur dan Kepahlawanan Kemanusiaan di Tengah Keberagaman |
|
|---|
| Sultan Muhammad Salahuddin Bima XIV: Cahaya dari Dana Mbojo |
|
|---|
| Taman Budaya NTB yang Malang dan Terbelakang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/ilustrasi-muslim-membaca-alquran.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.