Opini
Renungan Jumat Berkah: Tegakkan Kepala, Rendahkan Hati
Menegakkan kepala berarti menegakkan prinsip, menolak tunduk pada kebatilan, menolak dijatuhkan oleh hinaan dunia
“Berbahagialah dengan apa yang ada padamu, dan bersyukurlah atas apa yang dimiliki orang lain, sebab dalam kerendahan hati itulah kemuliaan berdiam, dan dalam kebahagiaan orang lain, terselip doa dan takdir-Nya untuk kebahagiaanmu sendiri.”
Syukur adalah penawar dari semua luka dunia.
Ia menenangkan jiwa, melapangkan dada, dan memelihara nikmat agar tidak hilang.
Allah berjanji dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Dan Imam Al-Ghazali mengajarkan:
“Tanda orang bersyukur bukan sekedar berkata ‘Alhamdulillah’, tetapi menggunakan nikmat itu untuk kebaikan dan tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain.”
Maka berbahagialah dengan bagianmu, karena Allah tahu takaran terbaik bagi setiap hamba.
Dan bersyukurlah atas nikmat yang dimiliki orang lain, sebab dalam kebahagiaan mereka, Allah sedang mengajarkan cara baru untuk bersabar dan berprasangka baik.
Hikmah di Bawah Langit yang Sama
Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan kesombongan dan iri. Tegakkan kepala di jalan kebenaran, karena itu tanda iman.
Rendahkan hati di hadapan Allah, karena itu tanda kemuliaan.
Dan tataplah kehidupan orang lain bukan dengan dengki, tetapi dengan do'a,
karena bisa jadi kebahagiaan mereka adalah do'a yang sedang menunggu giliranmu.
Ya Allah, ajarkan kami menegakkan kepala di jalan-Mu dengan keberanian, namun menundukkan hati di hadapan-Mu dengan kerendahan.
Bersihkan jiwa kami dari iri dan hasad, lapangkan dada kami untuk mencintai saudara kami, dan jadikan kebahagiaan orang lain sebagai cahaya bagi hati kami.
Jadikan kami insan yang bersyukur atas setiap nikmat, sabar dalam setiap ujian, dan rendah hati di tengah segala kemuliaan.
Aamiin ya Rabbal ‘Aalamin.
| Dana Reses DPR Antara Aspirasi dan Keuntungan Pribadi |
|
|---|
| Dari Dana Mbojo ke Karet Bivak: Jejak Kesetiaan Sultan Muhammad Salahuddin pada Republik Indonesia |
|
|---|
| Gus Dur dan Kepahlawanan Kemanusiaan di Tengah Keberagaman |
|
|---|
| Sultan Muhammad Salahuddin Bima XIV: Cahaya dari Dana Mbojo |
|
|---|
| Taman Budaya NTB yang Malang dan Terbelakang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/ilustrasi-muslim-membaca-alquran.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.