Berita Mataram

Warga Pesisir Kota Mataram Diimbau Waspada Gelombang Tinggi Desember-Februari

Gelombang tinggi menyebabkan abrasi di pesisir pantai wilayah Kota Mataram bahkan sampai ke pemukiman warga

TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika
ABRASI PANTAI - Penampakan kondisi pesisir pantai di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Gelombang tinggi menyebabkan abrasi di pesisir pantai bahkan sampai ke pemukiman warga. 

Ringkasan Berita:
  • BMKG memprakirakan puncak gelombang tinggi diperkirakan akan terjadi pada periode Desember hingga Februari
  • Telah diupakan pencegahan dampak gelombang tinggi menggunakan boulder dan geobag

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Warga pesisir pantai di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram diminta menyiapkan mitigasi bencana. 

Prediksi puncak gelombang tinggi akan terjadi antara Desember hingga Februari.

Lurah Bintaro, Rudy Herlambang menekankan bahwa langkah paling penting adalah menumbuhkan kewaspadaan di kalangan masyarakat. 

“Karena ketika mereka tidak waspada, gelombang seperti malam Jumat itu hadir, habis sudah,” ucap Rudy, menjawab TribunLombok.com, Minggu (16/11/2025).

Meskipun kewaspadaan menjadi prioritas non-struktural, upaya mitigasi struktural juga terus dikerjakan.

Seperti di antaranya, menginisiasi pemasangan batu boulder yang dilakukan pada bulan Februari 2025.

Baca juga: Cerita Warga Bintaro Ampenan Terusir Abrasi, Rumah Tidak Layak Dihuni Lagi

“Di sepanjang pantai di Kampung Bugis itu dilakukan pemasangan batu boulder sepanjang hampir 50 meter melalui anggaran dari PU dan didukung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS),” ungkapnya.

Pemasangan ini dinilai berhasil mengurangi hantaman gelombang ke pemukiman di tepi pantai.

Rudy menyampaikan, gelombang juga menyebabkan abrasi pada Februari 2025. 

Abrasi nyaris merusak area musala di lingkungan bugis.

Pada September, Dinas PU kembali memperkuat tanggul, namun hanya sepanjang 37 meter.

Titik sambungan antara area yang telah diperkuat 37 meter dengan area sebelumnya.

Sepanjang 50 meter hingga ke utara yang belum diperkuat menjadi rawan. 

Untuk mengatasi ini, langkah sementara yang ditempuh adalah menggunakan geobag.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved