KPK Usut Kasus Tambang di NTB
Penjelasan Dinas ESDM NTB Soal Tambang Ilegal yang jadi Sorotan KPK
Sudah tidak ada aktivitas penambang di NTB khususnya sejak ditutup KPK pada Oktober 2024
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. KPK
TAMBANG ILEGAL - Penampakan tambang di Sekotong, Lombok Barat ketika dipantau langsung KPK pada Jumat (4/10/2024). Sudah tidak ada aktivitas penambang di NTB khususnya sejak ditutup KPK pada Oktober 2024.
Tambang rakyat wajib membayar iuran pertambangan rakyat (IPERA) yang besarannya ditentukan dalam Peraturan Daerah (Perda).
Sebagai informasi Perda Pajak dan Royalti itu kini tengah dibahas untuk direvisi, disesuaikan dengan kebutuhan daerah saat ini.
Pada Jumat 4 Oktober 2024, KPK bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel salah satu tambang ilegal di wilayah Sekotong, Lombok Barat.
Tambang tersebut berada dalam kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan memiliki omzet sampai Rp90 miliar per bulan atau Rp1,08 triliun setiap tahunnya.
(*)
Berita Terkait:#KPK Usut Kasus Tambang di NTB
| Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Ilegal, Tokoh Publik Diminta Jadi Penentu Arah NTB |
|
|---|
| Presiden Prabowo Jamin Tambang Ilegal yang Dikelola Rakyat Akan Dibikinkan Koperasi |
|
|---|
| Presiden Prabowo Janji Tindak Tambang Ilegal, Termasuk Jenderal yang Jadi Beking |
|
|---|
| Temuan Awal KPK Soal Tambang di Lombok yang Kini Sedang Diselidiki |
|
|---|
| Soal Koperasi Tambang, Gubernur NTB Lalu Iqbal: Dampak Lingkungan Sudah Terlalu Besar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.