Berita Mataram
Sejumlah Merek Beras di Kota Mataram Mendadak Hilang dari Pasaran Setelah Penetapan HET
Merek beras yang masih tersisa di toko ritel di Mataram adalah yang sudah menyesuaikan HET produksi
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Sejumlah merek beras di Kota Mataram mendadak hilang.
Hal itu setelah ditetapkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) beras oleh Badan Pangan Nasional atau Bapanas melalui Surat Keputusan Kepala Bapanas Nomor 2 Tahun 2025.
Operasional Manager MGM Supermarket, Hasbi mengungkap ada sejumlah merek yang tidak ditemukan lagi di rak penjualan.
“Kalau untuk distributor kecil, ada 2 merek yang hilang di retail kami, sementara distributor besar ada 6 merek yang hilang. Merek yang hilang seperti Salam Cokelat, Salam Sejahtera Hijau dan masih banyak lagi,” ucapnya, setelah dikonfirmasi, Jumat (10/10/2025).
Saat ini kata dia, merek beras yang masih tersisa di MGM adalah yang sudah menyesuaikan HET produksi.
Hasbi meyakini jika penetapan HET membuat distributor berpikir ulang.
Baca juga: Inflasi Kota Mataram Terkendali, Namun Harga Beras Premium Perlu Solusi
“Besar harapan kami, aturan ini bisa dikaji ulang, soal kebijakan HET-nya lah. Kasian distributor beras yang kecil, sudah nggak bisa masukkan berasnya lagi,” katanya.
Warga Mataram, Suarni saat tengah berbelanja di MGM Supermarket mengaku hilangnya sejumlah merek beras sudah terjadi sejak satu minggu yang lalu.
“Merek beras kesukaan saya hilang begitu saja. Sudah nggak pernah muncul. Padahal rasa berasnya enak, patahannya dikit banget, worth it banget buat dibeli, meskipun harganya di atas Rp 80 ribuan. Ada harga, ada kualitas lah,” sebutnya.
Suarni mengaku, tidak masalah jika harga beras premium di atas HET dengan mempertimbangkan kualitasnya.
“Kalau saya lihat-lihat, beras premium yang sebelumnya Rp 80 ribu sampai Rp 82 ribu, sudah mengikuti HET, di harga Rp 74 ribuan. Tapi kelihatannya memang lumayan banyak patahannya, berbeda saat harga sebelumnya, lebih banyak beras yang ada kepalanya,” ujarnya
Warga lainnya Husniawati mengaku terpaksa membeli beras merek lain karena beras premium maupun beras super kesukaannya tidak lagi dijual.
“Kalaupun ada, beras itu dijual di toko kelontong. Tapi sekalinya dijual di sana, harganya jadi lebih mahal. Seperti aji mumpung gitu. Jadi mau nggak mau beli beras premium sesuai HET yang ada di retail. Rasanya sih sama saja, tapi memang, patahannya lumayan lebih banyak, dibandingkan beras super,” pungkasnya.
(*)
320 Randis di Kota Mataram Ditarik, 24 Unit Dalam Keadaan Rusak |
![]() |
---|
Petugas Kebersihan RS Unram Diduga Curi Bed Pasien hingga Dokumen Rekam Medis |
![]() |
---|
Anomali Cuaca, Dikes Kota Mataram Imbau Masyarakat Waspadai DBD, Diare, hingga Ispa |
![]() |
---|
Dua Pria di Mataram Keroyok Pemuda: Diduga Dipicu Cinta Segitiga, Pelaku Sudah Ditangkap |
![]() |
---|
Puluhan Rekening Penerima Bansos di Mataram Diblokir karena Terindikasi Terkait Judol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.