Berita Sumbawa

PMI Asal Sumbawa Alami Kekerasan Fisik di Libya: Kepala Luka, Wajah dan Sebagian Tubuh Memar

PMI asal Sumbawa mengaku kerap disiksa majikannya tanpa alasan dan tidak mengenal waktu dan tempat

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
Istimewa
KEKERASAN PMI - Penampakan luka PMI asal Sumbawa di Libya diduga korban kekerasan majikan. PMI asal Sumbawa mengaku kerap disiksa majikannya tanpa alasan dan tidak mengenal waktu dan tempat. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Dusun Pernang, Desa Labuhan Burung, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga mengalami kekerasan. 

Terlihat video yang dikirimkan Atika Lestari, salah satu PMI asal Labuhan Burung Kecamatan Buer yang kini terperangkap di Libya.

Korban hampir setiap hari mengalami penganiayaan dari majikan yang membelinya dari para mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang terorganisir dan memilki jaringan dari Sumbawa, Jawa, Turki hingga negara penempatan. 

Dalam video berdurasi 1 menit 29 detik, Atika mengaku kerap disiksa majikannya tanpa kenal waktu. 

Bahkan saat membuat video tersebut, Atika baru saja dipukul majikannya. 

Baca juga: BP2MI Kesulitan Pulangkan 5 PMI Asal NTB Jadi Korban TPPO di Libya

Dalam video terlihat wajahnya dan kelopak matanya memar, dan kepalanya bocor sehingga darah masih terlihat membasahi rambutnya.

Atika juga memperlihatkan sekujur tubuhnya dari atas sampai ujung rambut mengalami memar merah dan membiru. 

Atika mengaku sudah tidak tahan dan ingin segera pulang. Ia pun meminta pihak KBRI untuk membantunya.

Baca juga: KP2MI Dorong Pembenahan Tata Kelola Penempatan PMI Asal NTB

Upaya BP2MI NTB

Mendapat laporan itu, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) NTB Noerman Adhiguna mengatakan sudah melakukan laporan kronologi PMI ketingkat pusat agar segera menghubungi kedutaan di negara Libya.

"Saat ini kita fokus penanganan itu dulu, agar cepat pulang PMI tersebut dan upaya yang kita lakukan saat ini melaporkan kronologi dan administrasi PMI tersebut ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar segera menghubungi kedutaan disana," katanya saat dihubungi pada Selasa (12/8/2025).

Ia mengaku kesulitan karena PMI yang menjadi korban diduga melakukan perjalanan dengan cara ilegal dengan cara sembunyi-sembunyi. 

"Itu kesulitan kita karena PMI ini ilegal perginya, tapi kita tetap berusaha untuk memulangkan PMI yang dari Sumbawa itu, karena kasihan keluarga juga menunggu di rumah," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved