Kehidupan Mantan PMI Lebanon

Dari Seorang Pembantu, Dipilih Jadi Istri: Kisah Awal Pertemuan Rusehan dan Suami di Imigrasi

Hidup Rusehan berubah total setelah menikah dengan pria asal Lebanon yang ia temui secara tidak sengaja di Imigrasi Kuwait.

|
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/TONI HERMAWAN
MANTAN WNI LEBANON - Rusehan saat ditemui di kediamannya, Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, Kamis (24/7/2025). Dia menunjukkan paspor dan data diri milik anak-anak yang dibawa dari Lebanon ke Indonesia. 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Hidup Rusehan berubah total setelah menikah dengan pria asal Lebanon yang ia temui secara tidak sengaja di Imigrasi Kuwait.

Rusehan kepada TribunLombok.com bercerita, pertemuannya dan sang suami bermula secara tak terduga di Kantor Imigrasi Kuwait.

Saat itu, ia tengah mengurus paspor karena ia hendak pulang ke Indonesia. Saat itu sang pria tengah mencari pembantu untuk bekerja di rumahnya.

Meski dikelilingi banyak TKW, pria Lebanon itu justru tertarik pada Rusehan.

Ternyata ketertarikan suaminya tersebut bukan untuk menjadikan Rusehan sebagai pembantu, namun ingin menjadikannya istri.

"Saya sempat tanya, kenapa mau sama saya? Dia bilang, 'Karena kamu baik. Saya tidak melihat kamu cantik atau apa tapi saya melihat nilai dari dirimu, kamu baik,” kenang Rusehan dengan mata berkaca.

Baca juga: Cerita Ibu di Lombok Timur Besarkan 6 Anak Sendirian Usai Suaminya Meninggal di Medan Perang Lebanon

Mereka menjalani proses pendekatan selama tiga bulan. Setelah itu, Rusehan pulang ke Indonesia selama dua bulan untuk mengurus perceraian, agar bisa menikah secara resmi.

Tekadnya bulat, meski ia sadar dirinya bukan siapa-siapa.

“Saya bilang ke dia, kamu terima nggak saya ini pembantu, enggak punya apa-apa? Dia jawab saya terima kamu apa adanya,” ujar Rusehan.

Setelah menikah, ia tinggal selama hampir satu tahun di Kedutaan Besar Indonesia di Lebanon karena merasa malu menempati rumah keluarga suaminya yang berada.

Namun, keluarga suaminya menerima Rusehan dengan terbuka. Ia pun akhirnya memiliki paspor Arab, akta nikah resmi, dan dokumen lengkap untuk anak-anaknya.

Di rumah tangga, Rusehan merasa diperlakukan dengan sangat baik. Ia tak diminta bekerja, justru dimanjakan oleh suaminya.

"Dia masak sendiri, nyariin pembantu untuk bantu saya, saya cuma jaga anak. Dia enggak pernah merendahkan saya," katanya.

Tahun 2017 Rusehan pulang ke Indonesia, dan rencanya akan disusul suaminya setela dana bisnisnya cair.

Namun kebahagiaan itu runtuh pada 2020. Suaminya wafat akibat serangan bom yang dilaporkan oleh pihak KBRI melalui email.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved