Bangkit Bersama Menuju NTB Makmur Mendunia dalam Perspektif Hermeneutika

Bangkit merupakan virus motivasi, penyemangat dan energi posistif yang hendak disalurkan pemerintahan Iqbal-Dinda untuk terus menuju makmur mendunia. 

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
D.A Malik, Penulis adalah Pembina Yayasan Platonic. 

Bahkan oleh Marten Heidegger, salah satu komponen hermeneutika romantik, secara terang-terangan mengaitkan heremenutika dengan Dewa Hermes. (Ricard E. Palmer, 2016), yang bertugas menyampaikan pesan para dewa kepada manusia.  (Josef Bleicher, 2007).

Hermeneutika sendiri berasal dari kata kerja yang dalam Bahasa Yunani disebut hermenuein, umumnya diterjemahkan sebagai menginterpretasi dan kata benda hermeneia yang diterjemahkan sebagai interpretasi. 

Bagi Soecrates dalam dialog Plato yang berjudul Ion (534a) “hermenes eisin to theon” adalah pembawa pesan [botscafer] para dewa. 

Sehingga apabila dirunut dari kata-kata paling kuno, maka asal kata hermeneutics dan hermeneutical mengacu pada membawa kepada pemahaman. (Ricard E. Palmer, 2016). 

Dalam naskah penggunaan bahasa kuno Yunani, jika penggunaan hermeneutika  diletakkan pada kata kerja, yaitu Hermenuein maka umumnya diterjemahkan sebagai ”menginterpretasi” yang mengandung arti (1) mengungkapkan dengan menggunakan kata-kata yaitu mengatakan.

(2) menjelaskan, seperti jika kita menjelaskan sebuah situasi dan (3) menerjemahkan sebagaimana ketika menerjemahkan bahasa asing. 

Sedangkan apabila diletakkan dengan kata benda (hermeneia) sebagai interpretasi, maka mengandung arti (1) ilmu penafsiran, (2) ilmu mengetahui maksud yang terdapat dalam kata-kata dan ungkapan penulis, dan (3) penafsiran yang secara khsusus menunjuk pada penafsiran kitab suci. (Muhammad Ilham Hermawan, 2019) 

Disadari atau tidak, proses penciptaan pemahaman (verstehen) terikat dengan kekuatan sejarah, yang oleh Hans George Gadamer disebut sebagai wirkungsgechichte atau kesadaran menyejarah. 

Dalam konteks ini, proses memahami tidak lepas dari  data sejarah yang mendahuluinya sebagai pusat refleksi terhadap cakrawala pandang bagi penafsir. 

Cakrawala yang diletakkan oleh Gadamer mengandung pengertian mencakup apa saja yang dapat dilihat dari titik pandang seseorang berdasarkan kesadaran sejarah cakrawala kekiniannya. 

Akumulasi dari cakrawala masa lampau, masa kini dan masa mendatang dalam bentuk gerak melingkar melalui proses interaksi dan dialog. Sebagaimana filsof Heidegger yang dipopulerkan oleh Gadamer sebagai lingkar hermeneutika (hermeneutic circle). 

Istilah dalam mengungkapkan proses memahami (verstehen) sebuah teks dengan interpretasi yang bersifat melingkar sepiral timbal balik antara bagian dengan keseluruhan, sehingga dapat memperoleh pemahaman secara komprehensif terhadap teks. (Diah Imaningrum Susanti, 2019).

Dalam kontek pemehaman lingkar hermeneutika, juga sesungguhnya tidak berhenti sampai di situ, sebab dalam upaya untuk memperoleh makna yang berarti dapat dirumuskan melalui formulasi X1 (Objek / teks yang ditelaah) sedangkan PLGH (paradigma lingkar hermenutika) dan  X2 merupakan hasil yang telah di-PLHG-an. 

Dan untuk  melakukan analisis terhadap teks dalam memperoleh makna yang berarti dapat dirumuskan melalui formulasi X1 (Objek Yang ditelaah) sedangkan PLGH (paradigma lingkar hermenutika) dan  X2 merupakan hasil yang telah di-PLHG-an berupa bagaimana tindakan memahami perse setalah memporeleh meaning sense atau makna yang berarti pada teks yang ditafsirkan.

Hasil dari makna yang berarti tersebut kemudian diaplikasikan dalam suatu tindakan memahami.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved