Bangkit Bersama Menuju NTB Makmur Mendunia dalam Perspektif Hermeneutika

Bangkit merupakan virus motivasi, penyemangat dan energi posistif yang hendak disalurkan pemerintahan Iqbal-Dinda untuk terus menuju makmur mendunia. 

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
D.A Malik, Penulis adalah Pembina Yayasan Platonic. 

Oleh: D.A. Malik
*Penulis adalah Pembina Yayasan Platonic  

Judul di atas merupakan tagline Iqbal-Dinda pada masa kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2024. 

Tagline ini kemudian dituangkan di dalam visi misi serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB 2025–2029. Dokumen RPJMD tersebut telah diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB guna dilakukan pembahasan lebih lanjut.  

Pada kesempatan penyerahan dokumen RPJMD ke DPRD NTB, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal (LMI) menyampaikan selayang pandangnya mengenai tiga arah strategis pembangunan NTB.

Antara lain pengentasan kemiskinan ekstrim, ketahanan pangan, dan pengembangan destinasi wisata berkelas dunia.

Tiga arah strategis pembangunan tersebut tertuang di dalam RPJMD dengan tema ”bangkit bersama menuju NTB provinsi kepulauan yang makmur mendunia”.

Kata Bangkit Bersama, Makmur dan Mendunia telah diturunkan sebagai blue print (rencana kerja) dari gagasan LMI setelah melihat ke-NTB-an melalui prespektif helicopter view atau cara pandang dalam melihat suatu keadaan secara luas, terukur dan sistematis.  

Namun terlepas dari cara pandang yang diletakkan LMI melalui kaidah helicopter view, term tentang Bangkit Bersama, Makmur, dan Mendunia cukup menarik diulas melalui perspektif hermenutika. 

Mengingat hermenutika sebagai sebagai sebuah seni pemahaman (versethen) yang telah berkembang dalam interpretasi teks atau dokumen.

Kendati di dalam RPJMD yang disusun term terhadap Bangkit Bersama, Makmur, dan Mendunia telah dielaborasi di dalam dokumen tersebut.

Misalnya bangkit bersama dinilai sebagai spirit melakukan capaian pembangunan nasional dan mengokohkan kolaborasi serta sinergi berbagai pihak. 

Demikian halnya dengan makmur, diterjemahkan sebagai capaian kualitas hidup masyarakat NTB dan berpendidikan menengah  ke atas. 

Sedangkan mendunia dikaitkan akan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkualitas dan berkelanjutan.

Namun bagi penulis, pemaknaan terhadap term tageline di atas, tidak boleh berhenti sampai di sini. Mengingat salah satu ciri dari hermeneutika, khusunya pada lingkaran hermeneutik-nya (circle hermeneutis), selalu terbuka ruang untuk dilakukan interpretasi dalam upaya untuk mencari makna yang berarti terhadap sajian teks atau dokume” yang hendak ditelisik.
 
Hermenutika sebagai sebuah seni pemahaman (verstehen) pada tradisi Yunani,  dipandang sebagai derivasi dari kata Hermes yaitu seorang dewa dalam mitologi Yunani yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan pesan (massage) dari sang dewa kepada manusia (E. Sumaryono, 2019). 

Dalam versi yang berbeda, Hermes dianggap sebagai dewa tapal batas, yang memiliki tugas mengungkap makna-makna tersembunyi dari dewa-dewa kepada manusia. (Stehphen Palmquis,2007).  

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved