Berita Sumbawa Barat
Kronologi Ibu Muda di KSB, Terpaksa Bawa Pulang Jenazah Bayi karena Tak Mampu Bayar Ambulans
Petugas mendapati jenazah bayi dibawa oleh Yuliana dan ibunya, Hadiatullah (53), dalam sebuah kendaraan online yang hendak menyebrang di pelabuhan
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT – Kisah memilukan datang dari seorang ibu muda Yuliana (20) asal Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), yang harus membawa pulang jenazah bayinya menggunakan transportasi online.
Kondisi ekonomi menjadi penghalang bagi Yuliana untuk menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB yang mematok tarif Rp 2,6 juta, jauh melebihi kemampuan keluarganya.
Peristiwa ini terungkap pada Minggu (6/4/2025), ketika petugas Polsek Kawasan Pelabuhan (KPL) Kayangan melakukan pemeriksaan rutin di Pelabuhan Kayangan.
Petugas mendapati jenazah bayi dibawa oleh Yuliana dan ibunya, Hadiatullah (53), dalam sebuah kendaraan online yang hendak menyeberang dengan kapal feri menuju KSB.
Menurut informasi yang diperoleh TribunLombok.com, Yuliana sebelumnya dirujuk dari Puskesmas Seteluk ke RSUP NTB pada Jumat (4/4/2025) karena mengalami persalinan prematur.
Direktur RSUD Asy Syifa KSB, dr. Carlof, menjelaskan bahwa pasien memang tidak sempat dirujuk ke rumah sakit daerah mereka.
“Ya, pasien tersebut tidak dirujuk ke RSUD Asy Syifa KSB, jadi kami tidak terlalu tahu soal pasien tersebut,” jelas dr. Carlof melalui sambungan telepon, Senin (7/4/2025).
Yuliana diketahui hanya mampu membayar Rp 407 ribu untuk menyewa taksi online demi mengantar jenazah bayinya kembali ke kampung halaman.
Direktur RSUD NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra mengonfirmasi bahwa Yuliana datang ke RSUP NTB secara mandiri, bukan melalui rujukan rumah sakit daerah.
“Pasien ini datang sendiri dengan keluarganya, tidak melalui RSUD Asy Syifa KSB,” ujar Jek dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, pasien mengalami kehamilan pertama pada usia kandungan 24 minggu 5 hari, dan sejak 1 April 2025 mengeluh tidak merasakan gerakan janin. Pemeriksaan di Ruang Bersalin (VK PONEK IGD) menunjukkan janin sudah dalam kondisi Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR).
"Kehamilannya adalah kehamilan pertama dan pasien ini datang sendiri dengan keluarganya, tidak melalui RSUD Asy Syifa KSB," kata Jack sapaan akrab nya dalam keterangan tertulis.
Pada 6 April 2025 pukul 06.50 WITA, janin lahir secara spontan dengan berat 650 gram, dan menunjukkan tanda-tanda khas KJDR. Jenazah kemudian dibawa ke Instalasi Forensik untuk proses pulasara sebelum dipulangkan.
Sayangnya, menurut aturan, pemulangan jenazah dari RSUD NTB memang tidak ditanggung oleh BPJS.
"Setelah mengetahui kondisi tersebut petugas forensik berupaya berkoordinasi untuk memulangkan jenazah dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD Provinsi NTB untuk berupaya mencarikan solusi atas peristiwa tersebut," ucapnya ” terang Jack.
Baca juga: Ibu di NTB Bawa Jenazah Bayi Naik Taksi Online karena Tak Mampu Bayar Ambulans
Meskipun begitu, pihak rumah sakit sebenarnya memiliki program sosial untuk skema pembiayaan pemulangan jenazah.
“Petugas forensik sudah berupaya berkoordinasi dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD Provinsi NTB untuk mencarikan solusi atas peristiwa tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa selama dua bulan terakhir, RSUD NTB telah membantu biaya pemulangan jenazah lima pasien melalui dana sosial rumah sakit.
“Ada 2 jenazah dari Bima, 2 dari Dompu, dan 1 dari Lombok Tengah,” ungkapnya.
Dalam kasus ini, karena keluarga pasien Yuliana terburu-buru ingin memakamkan jenazah, sehingga tidak sempat untuk koordinasi dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP).
“Karena buru-buru pulang menggunakan Taksi Online, dengan alasan keluarga takut jenazah janin tersebut mengeluarkan aroma tidak sedap atau berbau,” kata dr Jack sapaan karib direktur.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.