Berita NTB
Ibu di NTB Bawa Jenazah Bayi Naik Taksi Online karena Tak Mampu Bayar Ambulans
Seorang ibu asal Sumbawa Barat terpaksa memulangkan jenazah bayinya pulang menggunakan taksi online kerena tak sanggup membiayai ambulans
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Nasip pilu menimpa warga Sumbawa Barat, Yuliana (20), terpaksa memulangkan mayat bayinya menggunakan taksi online karena diduga tidak mampu membayar biaya ambulans usai mendapat perawatan di RSUP Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam perjalanan pulang ke Sumbawa Barat yang harus menyebrangi lautan, Yuliana ditemani ibunya Hadiatullah (53) dicegat oleh petugas Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur karena membawa mayat tanpa menggunakan mobil ambulas.
Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman membenarkan peristiwa itu. Ia menyebutkan kejadian itu terjadi pada Minggu (6/4/2025).
“Ya memang benar ada informasi itu, ada warga yang hendak membawa mayat bayinya tanpa menggunaka ambulans,” kata Nikolas dikonfirmasi, Senin (7/4/2025).
Nikolas mengatakan, ada kesalahpahaman antara pasien dan pihak rumah sakit, sehingga pasien nekat untuk membawa mayat bayinya tanpa menggunakan ambulans.
“Itu kekeliruan dari rumah sakit seharusnya ambulans yang bawa,” kata Nikolas.
Baca juga: Viral Keluhan Ibu Muda di Puskesmas Batuyang, Kecewa dengan Pelayanan saat Melahirkan
Saat mengetahui peristiwa itu, pihak pelabuhan dan kepolisian setempat bersepakat untuk mengantar jenazah dengan menggunakan mobil ambulans terdekat.
“Saat diperiksa ada keanehan yang ditunjukan, sehingga diketahui ada mayat bayi dibawa. Setelah itu kita minta bantuan ambulans di Kayangan yang antar ke KSB,” kata Nikolas.
Klarifikasi Pihak RSUP NTB
Pihak RSUP NTB menyampaikan, untuk pelayanan pemulangan jenazah di RSUP NTB memang tidak ditaggung BPJS, sepenuhnya ditanggung pasien.
“Dalam aturan pemulangan jenazah yang meninggal di RSUD Provinsi NTB memang sepenuhnya tidak ditanggung oleh BPJS, dan selama ini yang membiayai pemulangan jenazah dari RSUD Provinsi NTB adalah keluarga pasien,” kata Direktur RSUP NTB, dr Lalu Herman Mahaputra, dalam keterangan tertulisnya.
Ia menyampaikan, pemulangan jenazah bayi ke KSB tersebut dengan menggunakan taksi online merupakan kehendak keluarga.
“Adapun jenazah janin yang dibawa langsung oleh keluarga pasien merupakan kehendak dari mereka (keluarga),” kata Jack.
Herman menjelaskan, pihak rumah sakit sebenarnya telah mengatur skema pemulangan pasien dengan menggunakan dana sosial Rumah Sakit yang langsung disisihkan dari Pendapatan Direktur RSUD Provinsi NTB.
Namun, karena keluarga pasien terburu-buru ingin memakamkan jenazah, sehingga tidak sempat untuk bekoordinasi dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP).

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.