Berita Lombok Tengah
Mengenal Lebih Dekat Datok Faisal, Sosok di Mata Sang Anak dan Jejak Penyebaran Islam di Lombok
Berikut sosok TGH Lalu Muhammad Faisal pendiri pondok pesantren (Ponpes) Manhalul Ulum Al-Islamiyyah Praya, Ponpes tertua NU di Lombok Tengah.
Penulis: Sinto | Editor: Endra Kurniawan
Meskipun ada kurikulum pemerintah namun tetap berjalan kegiatan-kegiatan dil uar kurikulum pemerintah. Oleh karena itu, disamping ada madrasah terdapat pula diniyah, TK, takhasus dan kajian-kajian yang lain.
Kompleks pemakaman TGH Lalu Muhammad Faisal masih terletak dalam lingkungan Ponpes Manhalul Ulum Al- Islamiyyah Praya Lombok Tengah.
Baca juga: Profil Masjid Tertua di Bima, Jejak Islam dan Berubahnya Sistem Kerajaan Menjadi Kesultanan
TGH Lalu Habiburrahman menjelaskan, peziarah yang datang ke makam ayahandanya bukan hanya murid-murid Datok Faisal yang datang secara reguler.
Akan tetapi terdapat pula jemaah yang datang berziarah secara sendiri-sendiri pada pagi, siang, malam hari ataupun tengah malam. .
Bukan hanya tidak mengenal waktu, peziarah yang datang ke makan Datok Faisal juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ada yang dulu pernah peziarah datang dari Banten, dari Sumatra, Bali dan lain sebagainya. Kita tidak tahu tujuannya apa tapi jelas mereka ingin berziarah nyekar ke makam. Ada juga beberapa hari sebelum puasa ada seorang kiai dari Jawa Timur yang datang pada malam hari," jelas TGH Lalu Habiburrahman.
TGH Lalu Habiburrahman mengaku tidak mengetahui apakah peziarah tersebut memiliki hubungan secara batin atau hubungan secara ruh.
Oleh karena itu, bukan hanya murid Datok Faisal saja yang datang berziarah namun juga dari berbagai daerah dari luar Pulau Lombok.
TGH Lalu Habiburrahman menjelaskan, banyak sekali peziarah datang ke makam Datok Faisal setiap bulan syawal hampir setiap hari dan setiap malam.
Oleh karena itu, pengurus Ponpes Manhalul Ulum Praya Lombok Tengah berinisiatif untuk mengumpulkan jemaah dan seluruh keluarga besar Manhalul Ulum Praya setiap tanggal 2 Syawal.
Baca juga: Masjid Kuno Karang Bayan, Jejak Penyebaran Islam di Pulau Lombok
"Tujuannya supaya tidak ada yang datang siang malam yang tanpa henti setiap malamnya. Supaya terkumpul satu tempat diisi dengan pengajian umum dan segala macam sehingga diputuskan setiap 2 Syawal diadakan di madrasah Manhal," jelasnya.
Pihaknya sangat bersyukur kegiatan ini berlangsung hingga sekarang dan tidak pernah berhenti terus hingga saat ini.
TGH Lalu Habiburrahman berharap agar para alumni, jemaah dan para simpatisan dan siapapun yang hatinya untuk berbuat lebih banyak lagi kepada ponpes sehingga tidak mengharapkan kemana-mana namun cukup dengan potensi yang dimiliki saat ini.
Dari warga nahdliyin sendiri diharapkan bisa berbuat dan bergerak secara bersama-sama karena besannya Manhal akan berpengaruh pada besarnya jemaah nahdliyin.
"Kalau Manhal ini hilang, rusak atau hancur maka otomatis citranya nahdlatul ulama di daerah ini juga akan rusak. Karena keduanya sama-sama penting dan tidak dipisahkan satu sama lain," pungkas TGH Lalu Habiburrahman.
(*)
Desa Sukadana dan Segala Anyar Lombok Tengah Kini Punya Kebijakan 'Desa Tangguh Iklim' |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut Pikap di Lombok Tengah: 7 Luka-luka, 1 Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Villa & Resto Bidara jadi Contoh Pembangunan di Kawasan Perbukitan Mandalika |
![]() |
---|
Ibu Muda di Lombok Tengah Ditetapkan Tersangka Pembuangan Bayi, Polisi Ungkap Motifnya |
![]() |
---|
Pria di Lombok Tengah Lecehkan Keponakannya yang Berusia 4 Tahun, Modus Ajak Beli Jajan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.