Berita Bima

Profil Masjid Tertua di Bima, Jejak Islam dan Berubahnya Sistem Kerajaan Menjadi Kesultanan

Masjid Kamina atau kerap disebut Masjid Kalodu merupakan masjid tertua di Bima yang terletak di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.

|
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA/FB SANGGILI RUPE
Masjid Kamina di Desa Kalodu merupakan masjid tertua di Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Masyarakat Bima memiliki sejarah panjang hingga memeluk agama Islam dan menjadi mayoritas saat ini.

Jejak sejarah tersebut masih berdiri kokoh hingga saat ini di pedalaman Kabupaten Bima.

Baca juga: Banjir Tak Kunjung Surut, Warga di Bima Lewati Sahur dalam Suasana Banjir

Masjid Kamina atau kerap disebut Masjid Kalodu merupakan masjid tertua di Bima yang terletak di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.

Dinamakan Kamina karena masyarakat di Desa Kalodu yang pertama kali mengaminkan Islam dalam dakwah Abdul Kahir 1 menyebarkan agama Islam dan merebut kembali takhtanya.

"Dalam bahasa Bima arti Kamina itu dijelaskan "ra ka amina isla" atau yang mengaminkan islam," ungkap Sejarawan Bima, Alan Malingi.

Dari bahasa itulah, maka masjid tertua itu disebut Masjid Kamina.

Bentuk Masjid Kamina  tanpa dinding dan pembatas masih berdiri tegak hingga saat ini.
Bentuk Masjid Kamina tanpa dinding dan pembatas masih berdiri tegak hingga saat ini. (FOTO ISTIMEWA/FB SANGGILI RUPE)

Menurut Alan, keterangan tentang Kamina terungkap dari liputan Rahasia Zaman Teans 7 tentang Masjid Tanpa Mihrab.

Masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 1621 Masehi,dalam masa gerilya Abdul Kahir 1 bersama pengikutnya.

Jika ditilik dari sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Bima, masyarakat Kalodu bukanlah yang pertama menerima Islam.

Agama Islam telah masuk di pesisir Bima sejak abad ke-16 Masehi.

"Mungkin karena masyarakat Kalodulah yang pertama kali menerima dan mengaminkan Islam dan dakwah Abdul Kahir 1, maka masjid dan dusun itu diberi nama Kamina dan menjadi masjid tertua saat ini," jelas Alan.

Selain jejak masuknya Islam, Masjid Kamina juga menjadi saksi bagaimana sistem pemerintahan di Bima saat itu yang dipimpin seorang raja, berubah menjadi kesultanan.

Abdul Kahir 1 atau sebelumnya dikenal dengan La Ka'i, yang bergerilya merebut kembali takhtanya dan memulai perjuangan dari Desa Kalodu tersebut.

Hingga akhirnya pada tanggal 4 Juli tahun 1640 Masehi, Abdul Kahir menjadi Sultan Pertama di Kesultanan Bima setelah menaklukkan Raja Salisi, pamannya sendiri.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved