Pengakuan Ibu Terduga Terorisme di Lombok Timur, Perilaku Anaknya Berubah Sejak Pulang Jadi TKI

"Anak saya baru beberapa tahun ini pulang dari luar negeri, dia sebelumnya bekerja di Saudi dan pulang sekitar 8 tahun lalu," ucap Marnah bercerita.

|
ISTIMEWA
Logo densus 88. Densus 88 dikabarkan turut menyita barang bukti yang disinyalir sebagai bahan peledak dari penangkapan 3 warga Penatoi, Kota Bima, Minggu (19/6/2022). 

Bahkan terduga M juga kerap pergi keluar seperti ke Lombok Barat untuk mengikuti pengajian, itu pun rutin dan terjadwal yakni setiap malam Senin, Selasa, hingga Jumat.

"Tiga kali seminggu anak saya rutin pergi ke pengajian di Mataram, malam Senin, Selasa dan Jumat dan selalu sama temennya yang di Terara itu," ungkapnya.

Di tempat terpisah sepupu dari terduga M, Alimudin mengakui ada perbedaan yang mencolok dari prilaku M sepulangnya dari saudi.

Bahkan kata dia, terduga M sering memarahi sang ibu jika hendak pergi berziarah makam ke makam ayahnya sendiri.

"Kalau berubah prilakunya sih sudah lama, semenjak dia pulang dari Saudi sudah jarang ngobrol sama keluarga, terkesan dia dan istrinya itu tertutup," tuturnya.

Bahkan dia mengaku dibawa oleh pihak berwajib bukan kali pertama, juga pernah tahun 2017 lalu.

"Jadi sudah pernah juga dia dibawa, tapi kita enggak tahu dibawanya karena apa dulu, mungkin tahun 2017 lalu sebelum gempa," katanya.

Lebih jauh Alimudin mengaku kaget dengan penangkapan Terduga M itu, dikarenakan ini merupakan kali pertama ada penangkapan warga yang terindikasi sebagai Teroris.

"Lebih lebih ini kan bahasanya keluarga, kaget sih ada," demikian Alimudin.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved