Peran Terduga Teroris yang Ditangkap di Lombok: Perekrut Anggota JAD, Pengunggah Tutorial Buat Bom

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Lombok Timur dan Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB)

Tribun Timur/Sanovra Jr
Ilustrasi. Aparat Brimob melakukan penggeledahan rumah Lukman, tersangka bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar yang berlangsung di Jalan Tinumbu 1 Lrg 132, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Lombok Timur dan Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Akhirnya terungkap peran 2 orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Selong, Lombok Timur, dan Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Jumat (14/7/2023).

Mabes Polri memebeberkan bahwa 2 terduga teroris yang ditangkap itu yakni HSN alias UL dan OS alias O.

HSN alias UL ditangkap di Selong, Lombok Timur, NTB pukul 20.30 WITA. Sementara UL ditangkap di Pelabuhan Lembar.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan kedua pelaku diketahui punya peran berbeda.

HSN berperan sebagai perekrut anggota baru untuk masuk ke jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Baca juga: Terduga Teroris di Lombok Timur Asal Purwokerto, Biasa Berjualan di Lokasi Car Free Day Selong

"Sejak tahun 2015 hingga 2017 (HSN) berperan dalam perekrutan H untuk menjadi anggota JAD Bima. H saat ini menjadi DPO," ujarnya dalam keteranganya, Minggu (16/7/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.

Sedangkan OS merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lombok Timur dan kerap mengikuti pertemuan maupun kajian di rumah HSN alias UL.

Sejak 8 Agustus 2022 hingga kini OS juga membahas ajaran Daulah Islamiyah melalui WhatsApp Grup kajian Islam Kaffah dan melalui akun Facebook miliknya atas nama Hamzah.

"Pada postingannya, saudara OS alias O juga memposting video tutorial pembuatan bom dan senjata api rakitan serta memiliki rencana untuk hijrah ke Suriah," ungkapnya.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Lombok Timur dan Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penangkapan tersebut dibenarkan Juru Bicara (jubir) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar.

"Benar telah diamankan," kata Aswin saat dihubungi wartawan, Sabtu (15/7/2023).

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin membenarkan adanya penangkapan tersebut.

"Iya, ada dua orang ditangkap tim densus di Lombok Timur," kata Arman.

Dia mengungkapkan bahwa penangkapan berlangsung pada Jumat (14/7) malam.

Terkait identitas dan keterlibatan keduanya dalam dugaan aksi terorisme, Arman menyampaikan bahwa hal itu berada di luar kewenangan Polda NTB.

"Karena ini (penangkapan) di bawah penanganan tim densus, jadi kewenangannya ada di Mabes Polri," ujarnya.

Meski demikian, dia meyakinkan bahwa tim densus telah membawa dua warga Lombok Timur tersebut ke Mabes Polri di Jakarta.

"Iya, dua orang itu sudah dibawa ke Jakarta," ucap dia.

Jualan Sayur di Car Free Day

HN yang ditangkap bersama suaminya di kediaman mereka di Kelurahan Majidi, Kecamatan Selong, Lombok Timur berasal dari Purwokerto tapi sudah lama menetap di Selong.

Hal tersebut disampaikan Camat Selong, Baiq Widiani Astuti, Minggu (16/7/2023) pagi.

Baca juga: Polda NTB: Terduga Teroris yang Ditangkap di Bima Dibawa ke Jakarta

"Ia mulai menetap di Selong pada tahun 90-an. Ia memiliki lima anak," kata Astuti.

Widiani Astuti mengaku kaget saat pertama kali mendengar warganya di kelurahan Majidi ditangkap Densus terkait jaringan terorisme di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Menurut Astuti, HN biasa berjualan di lokasi car free day Selong setiap hari Minggu.

"Secara tiba-tiba ia ditangkap, warga sekitar dan saya juga kaget. Padahal pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual makanan di lokasi car free day Selong setiap Minggu," tuturnya.

Dia berharap agar apa yang dialami oleh HN tidak berdampak terhadap warga sekitar di kelurahan tersebut.

"Semoga itu hanya terduga agar warga sekitar tidak terkena dampak atau takut, tapi kita serahkan kepada pihak yang berwajib," demikian Widiani Astuti.

Lurah Majidi, Lisa Halimah menjawab TribunLombok.com, Sabtu (15/7/2023) malam.

"HN ini menurut keterangan ketua RT sudah menetap sejak tahun 90-an mas, dia memang dikenal warga jarang bersosialisasi dengan masyarakat setempat," ucapnya.

Dikatakannya, HN aktif terlibat dalam kegiatan salah satu LSM di Lombok Timur.

Masyarakat lebih mengenal HN aktif di luar ketimbang di sekitar tempat tinggalnya.

Terungkap pula bahwa HN sudah memiliki anak, namun semua anaknya sudah pisah rumah karena mereka sudah berkeluarga.

Baca juga: Terduga Teroris yang Diamankan Densus Tinggal di Lombok Timur Sejak 1990, Aktif Ikut Kegiatan LSM

Menurut Halimah, HN yang kurang bersosialisasi sehingga banyak yang kurang mengenal sosoknya.

Penangkapannya lantas menjadi buah bibir masyarakat setempat. Banyak yang tidak menyangka penangkapan HN diisukan karena keterlibatannya dengan jaringan teroris di NTB.

"Saya sebagai Lurah kaget sih mas, karena ini pertama terjadi di wilayah kita," kata Lisa Halimah.

Dia juga mengungkapkan, HN merupakan pendatang yang berasal dari pulau Jawa. Suaminya merupakan warga asli Lombok Tengah.

"Kedua pasangan ini memang pendatang, walaupun sudah menetap dari puluhan tahun lalu namun keberadaannya sangat jarang bersosialisasi dengan masyarakat setempat," demikian Halimah.

(Tribunnews.com/TribunLombok.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terungkap Peran Dua Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Lombok, Perekrut Anggota Baru

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved