Opini

Sejarah Penjarahan 'Harta Karun' Kerajaan Lombok

Benda berharga yang memuat sejarah kejayaan Nusantara ini memang ditemukan di Cakranegara, ketika Puri Ukir Kawi dijarah dan dihancurkan oleh Belanda.

|
Editor: Sirtupillaili
Dok.LHSS/Cewin
Sejumlah benda harta karun milik kerajaan Lombok yang dijarah Belanda tersimpan ratusan tahun di Belanda. Saat ini harta kerajaan tersebut akan dikembalikan ke Indonesia. 

Beragam lontar ini berasal dari Puri Mataram yang telah dihancurkan Belanda.

Raja Lombok terkenal sangat kaya raya. Tidak hanya dengan barang berharga, namun juga kaya akan karya susastra.

Brandes yang telah mempelajari kebudayaan masa Hindu merasa sangat beruntung dapat mengunjungi perpustakaan Hindu yang menyimpan buku-buku lontar yang sangat kaya dari kerajaan Lombok.

Sepulangnya ke Bali Brandes minta izin untuk sekali lagi mengunjungi Lombok untuk menyelamatkan karya seni budaya yang tidak ternilai harganya itu.

Sebagaimana telah dikisahkan di atas, pada tanggal 18 November 1894 Cakranegara jatuh ke tangan militer Belanda.

Istana dibakar dan kemudian terjadi penjarahan atas kekayaan Lombok. Raja beserta pengikutnya melarikan diri ke Saksari. Brandes menyelamatkan lontar-lontar yang ada.

Sebagian dari lontar-lontar tersebut setelah ditranskrip di Batavia diterbitkan dalam Vehandelingen van het Bataviaasch Genootschap va Kunsten en Wetenschappen Bagian LIV, Bagian I (1897) dengan judul ”Nâgarakretâgama, Lofdicht van Prapantja op Koning Radjasanagara, Hayam Wuruk, van Madjapahit, uitgegeven naar eenige daarvan bekende handschrift aangetroffen in de puri te Cakranegara op Lombok”.

Inilah yang kemudian membuat karya ini populer dan kita dapat merekonstruksi kejayaan Majapahit.

Beratus-ratus naskah lontar Lombok tersebut disimpan dan dikaji oleh Brandes.

Dua tim Lombok Heritage and Science Society (LHSS) Ali Akbar (tengah) dan Ahmad Sugeng alias Gegen (paling kanan) saat bincang-bincang di Studio Rinjani TribunLombok.com, Senin (10/7/2023) malam.
Dua tim Lombok Heritage and Science Society (LHSS) Ali Akbar (tengah) dan Ahmad Sugeng alias Gegen (paling kanan) saat bincang-bincang di Studio Rinjani TribunLombok.com, Senin (10/7/2023) malam. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH)

Selama masa hidupnya Brandes sangat produktif menulis. Sebagai seorang arsiparis, Brandes membuat katalog temuan-temuan manuskrip dari berbagai wilayah di Hindia-Belanda, termasuk Lombok.

Setelah ia wafat pada tahun 1906, berbagai manuskrip Lombok ini dikirim dan disimpan di Leiden.

Hingga hari ini di Perpustakaan Leiden, ada sebuah ruang khusus yang bernama de Lombok Collectie, yang berisi ratusan naskah lontar dari Lombok.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved