Opini

Gubernur NTB dan Ikhtiar Mewujudkan NTB Makmur Mendunia di Usia 80 Tahun Kemerdekaan

Delapan dekade kemerdekaan bukan hanya angka, melainkan ruang perenungan, sejauh mana kita telah melangkah

Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
OPINI - Anugrah Fajar Fahrurazie, Kepala Bagian Tata Usaha di RS Mandalika Provinsi NTB. 

Oleh : Anugrah Fajar Fahrurazie, Kepala Bagian Tata Usaha RS Mandalika Provinsi NTB

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Perayaan HUT RI ke-80 menjadi momentum refleksi bagi seluruh bangsa Indonesia. Delapan dekade kemerdekaan bukan hanya angka, melainkan ruang perenungan, sejauh mana kita telah melangkah dan apa yang hendak diwariskan untuk generasi mendatang.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, arah pembangunan bangsa dipandu oleh Astacita, delapan cita-cita yang meneguhkan tekad Indonesia untuk mandiri, berdaulat, dan berkeadilan. Visi besar ini menemukan gema di Nusa Tenggara Barat, ketika Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal  bersama Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, menancapkan visi NTB Makmur dan Mendunia dengan misi NTB Sehat dan Cerdas.

Dalam kerangka itu, sektor kesehatan menempati posisi istimewa. NTB tidak sekadar menyiapkan infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat rumah sakit rujukan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan berkualitas tanpa harus selalu bergantung pada provinsi lain.

RSUD H.L. Manambai Abdulkadir di Sumbawa terus berbenah dengan penguatan layanan rujukan wilayah Pulau Sumbawa, dan ditargetkan naik kelas menjadi RS Tipe B pada tahun ini.

Jika terealisasi, capaian ini akan menjadi kado indah bagi perayaan HUT NTB, sekaligus bukti nyata keseriusan pemerintah provinsi dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat.

RSJ Mutiara Sukma di Mataram menegaskan peran vitalnya sebagai pusat layanan kesehatan jiwa dengan berbagai program rehabilitasi dan pemulihan, membuktikan bahwa kesehatan mental menjadi bagian integral dari misi NTB Sehat.

RSUD Provinsi NTB di Mataram pun berikhtiar meningkatkan kapasitas dan layanan spesialisasi sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di provinsi ini, memperkuat pelayanan mulai dari jantung, kanker, hingga layanan subspesialis yang jarang tersedia di wilayah timur Indonesia.

Semua rumah sakit provinsi ini bekerja dalam satu tarikan napas, meneguhkan komitmen bahwa kesehatan adalah fondasi bagi masyarakat yang cerdas dan produktif.

Dalam lanskap yang sama, RS Mandalika Prov. NTB berdiri sebagai simbol ikhtiar dan harapan baru. Berlokasi strategis di kawasan KEK Mandalika, rumah sakit ini bukan hanya melayani masyarakat lokal tetapi juga wisatawan nusantara hingga mancanegara.

Perjalanan RS Mandalika yang kini berstatus tipe C menggambarkan mimpi besar NTB untuk mandiri dalam pelayanan kesehatan.

Transformasi yang sedang digarap tidak sekadar administratif, melainkan menyentuh banyak aspek: penguatan layanan Trauma Center untuk mendukung event-event internasional, pengadaan alat kesehatan modern seperti CT Scan 64 slice, pembangunan gedung rawat inap standar KRIS, hingga digitalisasi tata kelola lewat inovasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Perencanaan, Keuangan, Aset, dan Pengembangan SDM (SI MANDA PEKA BERDANSA).

Lebih jauh lagi, RS Mandalika mencerminkan keberanian NTB untuk bermimpi besar. Target naik kelas menjadi RS tipe B pada tahun 2028 adalah bentuk nyata bahwa pelayanan kesehatan berkualitas tidak lagi menjadi monopoli kota besar.

Dengan penambahan kapasitas tempat tidur yang direncanakan, layanan spesialis dan subspesialis yang terus diperkaya, serta kemitraan yang dibangun baik dengan pemerintah pusat maupun asuransi global, RS Mandalika akan menjadi jangkar pelayanan kesehatan kawasan selatan Pulau Lombok.

Bagi masyarakat, ini berarti akses kesehatan yang lebih cepat, biaya yang lebih terjangkau, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved