Berita Bima

Garam di Wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat Langka dan Mahal Harganya

Saat ini warga Bima, Nusa Tenggara Barat merasakan kelangkaan garam untuk keperluan sehari-hari.

Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN MITRA
Tambak garam di Desa Sanolo Kabupaten Bima dalam proses produksi. 

Sedangkan untuk produksi, baru dilakukan karena hujan berkepanjangan pada awal tahun ini.

"Jadi percuma naik, belum bisa dinikmati oleh saya," akunya.

Kendati demikian, ada petani lain yang menikmati langka dan tingginya harga garam saat ini.

Tetangganya baru saja mendapatkan harga garam Rp400 juta, atas penjualan stok garam yang disimpan sejak tahun lalu.

"Dibeli pengepul dengan harga 350 ribu per karung bulan lalu," sebutnya.

Juga ada petani lain yang sudah produksi garam, dibeli pengepul dengan harga Rp400 ribu per karung.

"Tapi hanya sedikit yang dijual, hanya lima karung ukuran 70 kilo itu, karena baru panen pertama," katanya.

Imran memprediksi, sebentar lagi harga garam akan semakin turun karena sudah banyak petani yang memanen.

Bahkan ia menyebutkan, harga garam bisa turun sampai ke Rp70 ribu per karung karena stok melimpah.

"Lihat saja nanti, pasti turun dan anjlok dan itu sudah kebayang duluan oleh saya karena setiap tahun pasti begitu, meskipun saat ini harga garam sangat tinggi," pungkas Imran. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved