Wisata Bima

Mengunjungi Makam Kuno di Tolobali Kota Bima, Mulai dari Sultan Hingga Penyiar Agama Islam

Alan Malingi menjelaskan, awalnya Sultan Bima memberikan tanah sawah kepada para ulama dan mubaliq.

Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
HO/ISTIMEWA
Makam kuno di Kota Bima yang merupakan makam Sultan Bima dan para penyiar agama Islam. 

Makam yang paling timur terdapat dua nisan, yang diperkirakan makam Sultan Nuruddin dengan gurunya Syekh Umar Al Bantami.

Pada bagian tengah, makam Sultan Abdul Khair Sirajuddin dan di ujung barat adalah makam Sultan Jamaluddin.

Pada bagian luar makam ini ada 36 makam lainnya, ada yang berukuran besar dan ada yang kecil.

Seperti makam Tuan Guru H.M.Said Amin.BA, ulama Bima dan mantan Ketua MUI Kabupaten Bima serta makam puteranya H.Majdi Aminy.

Makam-makam bersejarah ini, bersisian bersamaan dengan ratusan makam warga yang sudah berdomisili di Tolobali.

Tidak sulit mengakses makam ini, karena terletak di pusat Kota Bima di bagian utara, yakni di Kecamatan Asakota Kota Bima.

Pengunjung bisa menggunakan sepeda motor, mobil atau bahkan benhur (cidomo) jika ingin lebih menikmati perjalanan.

Tidak ada protokoler tertentu untuk melihat langsung makam bersejarah ini.

Bentuk atapnya menyerupai piramida, mengerucut ke atas.

Sedangkan pada bagian bawah, terlihat seperti pembatas dan pintu masuk ke dalam makam.

Makam kuno ini terlihat mencolok di antara makam lain, karena bentuknya yang tinggi besar dan kesan kuno pada bangunannya.

Setiap Ramadhan atau lebaran, makam ini ramai dikunjungi oleh warga dan keturunan Sultan serta para ulama yang ingin berziarah. (*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved