Pilkada Serentak 2020
Petugas KPPS Tak Punya Hazmat, Pasien Covid-19 di Mataram Nyoblos Lewat Telepon
Petugas KPPS di RSUD Mataram, pengawas dan petugas medis menyepakati solusi teknis pemilihan menggunakan bantuan telepon
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Pakai Telepon
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), pengawas dan petugas medis menyepakati solusi teknis pemilihan.
”Tadi (pemilihan) pakai telepon, petugas pendamping itu yang kemudian mencoblos,” katanya.
Baca juga: 1.701 Orang Penyelenggara Pilkada di NTB Reaktif Covid-19, KPU Ganti Petugas
Proses itu disaksikan pengawas dari Bawaslu dan para saksi pasangan calon.
Saifuddin menambahkan, petugas KPPS tidak dilengkapi baju hazmat standar Covid-19 karena sejak awal disepakati petugas tidak masuk ke ruang isolasi.
”Kalau pun pakai baju hazmat, kalau ada celah sedikit bisa tertular,” katanya.
Saran dari tim kesehatan, petugas dari KPU tidak perlu masuk.
”Pihak rumah sakit yang melakukannya, tentu dengan kita buatkan tadi C (formulir) pendamping,” katanya.
Dedi Sukawan, salah seorang perawat ruang isolasi Covid-19 RSUD Mataram menilai tidak ada kendala berarti.
”Semua masih bisa kami atasi,” katanya.
Tapi dari proses itu, ia mendapat pengalaman baru sebagai perawat sekaligus membantu pemilihan di ruang isolasi.
”Saya kebetulan tidak memilih karena bukan warga Kota Mataram,” ujarnya.
Baca juga: Pilkada di NTB Kerap Jadi Ajang Perjudian Warga, Ini Langkah Dandim Lombok Barat
Demikian pula Muhammad Alimin, ketua Panitia Pengawas Kecamatan Mataram, Bawaslu Kota Mataram.
Untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, mereka melakukan pengawasan melalui kamera cctv ruang isolasi.
“Tapi tetap kami rekam sebagai bukti bahwa telah dilalukan pencoblosan pasien Covid,” katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/petugas-medis-di-ruang-isolasi-rsud-kota-mataram-membantu-pasien-covid-19-menyalurkan-hak-suara.jpg)