Berita Kota Mataram

Abrasi Pantai Tanjung Karang dan Mapak Memprihatinkan, Tanggul Darurat Dibangun

Abrasi di Pantai Tanjung Karang dan Mapak semakin parah, mengancam garis pantai dan permukiman warga.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
ABRASI PANTAI - Penampakan abrasi pantai yang terjadi di Kota Mataram. Kecamatan Ampenan hingga Sekarbela merupakan wilayah yang terdampak paling parah akibat abrasi ganas yang berlangsung sepanjang tahun 2025 ini. 
Ringkasan Berita:
  • Abrasi di Pantai Tanjung Karang dan Mapak semakin parah, mengancam garis pantai dan permukiman warga.
  • Pemkot Mataram bersama warga memasang tanggul darurat dan geobag, serta melakukan patroli dan gotong royong.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM – Tingkat abrasi di sepanjang Pantai Tanjung Karang dan Mapak di Kota Mataram cukup mengkhawatirkan, merusak garis pantai, serta mengancam permukiman warga.

Pemerintah Kota Mataram bersama masyarakat berupaya menanggulangi kerusakan tersebut dengan membangun tanggul sementara, menggunakan karung pasir (geobag) serta mengupayakan pemasangan jetty atau pemecah ombak permanen.

Camat Sekarbela, Arief Satriawan, mengatakan penanganan darurat telah dilakukan melalui kegiatan gotong royong yang melibatkan masyarakat, komunitas, Polsek, dan Koramil.

“Kita sudah membuat tanggul sementara menggunakan karung pasir (geobag) yang dipasang sepanjang bibir pantai di Tanjung Karang,” ujar Arief saat ditemui, Senin (17/11/2025).

Menurut Arief, pemasangan geobag masih dilakukan secara bertahap dan saat ini sudah mencapai ketinggian sekitar dua meter.

Fokus sementara alokasi geobag berada di Tanggul Kali Ancar. Selain itu, karung pasir juga dipasang di rumah warga yang memiliki area lebih rendah.

Arief juga mengidentifikasi titik rawan abrasi berada di Tanjung Karang dan Tanjung Karang Permai, khususnya di area yang dikenal sebagai Pantai Viral.

“Malam hari, patroli juga tetap kami lakukan di area tersebut,” katanya.

Adapun kerusakan rumah warga atau jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak, hingga kini pihak kecamatan belum memperoleh laporan pasti.

“Informasi sementara, tidak ada rumah atau warga yang terdampak,” ungkap Arief.

Meski demikian, untuk penanganan jangka panjang, pihaknya berencana mengajukan pemasangan jetty (pemecah ombak) di Mapak guna mencegah meluasnya abrasi.

“Upaya penanggulangan darurat akan terus kami lakukan sambil menunggu realisasi penanganan permanen untuk melindungi garis pantai dan permukiman warga dari dampak abrasi yang semakin parah,” tutup Arief.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved