Dinas Kesehatan Kota Mataram

Dinkes Mataram Wajibkan 10 Persen Porsi MBG untuk Kelompok B3, Upaya Tekan Stunting

Dinkes Kota Mataram mewajibkan setiap dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalokasikan 10 persen porsi untuk kelompok B3.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
PROGRAM MBG - Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan. Dinkes Kota Mataram mewajibkan setiap dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalokasikan 10 persen porsi untuk kelompok B3. 
Ringkasan Berita:
  • Dinkes Kota Mataram mewajibkan setiap dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalokasikan 10 persen porsi untuk kelompok B3 (ibu hamil, menyusui, dan balita) guna menekan angka stunting.
  • Dari 32 dapur MBG, baru satu dapur yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yang menjadi syarat wajib pelaksanaan program.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram terus mengoptimalkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan memastikan setiap dapur yang beroperasi mengalokasikan 10 persen dari total kuota sasaran untuk kelompok berisiko tinggi stunting, yaitu B3 (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita).

Kebijakan ini menjadi langkah konkret Dinkes Kota Mataram dalam mengintegrasikan program MBG, sebagai strategi penting untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Kepala Dinkes Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan menjelaskan, alokasi untuk B3 di seluruh dapur sudah hampir mencapai target maksimal, meskipun ada beberapa yang belum memenuhi 10 persen karena jumlah sasaran B3 di beberapa wilayah terbatas.

“Sudah semua dapur mengalokasikan untuk 10 persennya. Memang ada yang tidak tercapai karena jumlah sasarannya memang tidak mencukupi,” ujar Emirald saat dikonfirmasi, Kamis (13/11/2025).

Kebijakan internal Dinkes Mataram menjadikan alokasi 10 persen bagi kelompok B3 sebagai syarat wajib bagi dapur yang mengajukan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Ia mencontohkan, jika satu dapur melayani 3.500 penerima manfaat MBG untuk anak sekolah, maka 10 persennya atau 350 porsi harus dialokasikan untuk kelompok B3.

Hingga saat ini, jumlah dapur MBG di Kota Mataram tercatat mencapai 32 unit. Namun, dari total tersebut, baru satu dapur yang telah mengantongi SLHS per pertengahan Oktober 2025.

“SLHS ini penting sebagai jaminan perlindungan konsumen dari risiko masalah kesehatan,” katanya.

Dinkes Kota Mataram menargetkan pembangunan tambahan dapur MBG akan dimulai pada Desember 2025. Program MBG diharapkan dapat menjadi strategi nyata dalam menekan angka stunting di Kota Mataram.

Sebagai informasi, per Juli 2025 angka stunting di Kota Mataram tercatat 6,6 persen atau sekitar 1.600 anak. Pemkot Mataram menargetkan angka tersebut bisa ditekan hingga di bawah 5 persen pada akhir 2025.

Selain MBG, Pemkot Mataram juga menggencarkan program lain seperti Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) yang mendorong partisipasi masyarakat menjadi orang tua asuh bagi anak berisiko stunting, serta Gati (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) yang bertujuan memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pemenuhan gizi anak.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved