Berita Sumbawa Barat

SPPG MBG di KSB Siap Urus Sertifikat Higienis dan Sertifikat Halal

Saat ini ada 3 SPPG atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang beroperasi di KSB

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM
MENU MBG - Ilustrasi pendistribusian MBG. Saat ini ada 3 SPPG atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang beroperasi di KSB. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sudah siap mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)

Saat ini ada 3 SPPG atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang beroperasi di KSB dan saat ini tengah mulai melengkapi berkas-berkasnya. 

Juru bicara dapur MBG CV JK Ernawati Sudirman mengatakan sudah siap mendapatkan SLHS. 

SPPG di sekitar lingkungan KTC ini tengah melengkapi berkas dan syarat-syaratnya. 

"Ini sedang kami lengkapi persyaratannya," katanya pada Selasa (7/10/2025).

Erna mengatakan, ada beberapa syarat yang masih perlu dilengkapi. 

Salah satunya adalah memberikan pelatihan terhadap para penjamah makanannya (petugas dapur).

Baca juga: Kenapa BGN Menolak Usulan MBG Diganti dengan Uang Tunai?

"Pemberian pelatihan oleh Dinas Kesehatan baru-baru ini sudah dilaksanakan dan ada beberapa lagi yang sedang kita upayakan melengkapinya," tuturnya. 

Erna mengungkapkan, pihaknya juga tengah berupaya untuk memperoleh sertifikat halal dari otoritas terkait. 

"Mudah-mudahan semua syaratnya kami bisa lengkapi sehingga kedua sertifikat itu bisa kaki miliki segera," harapnya. 

Belum Ada Usulan

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KSB, Carlof mengungkap, pihaknya belum menerima adanya pengusulan dari SPPG untuk penerbitan SLHS. 

"Sampai hari ini belum ada yang memasukkan permohonan," katanya.

Carlof menyebut, sudah ada SPPG yang mengundang pihaknya sebagai narasumber untuk memberikan materi terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh SLHS. 

"Pelatihan kami fokus pada penjamah makanan. Kita edukasi mereka mengenai keamanan pangan, bahaya cemaran pada pangan, hingga metode pembersihan peralatan maupun lingkungannya," urai Carlof. 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved